Patriarki disebut sebagai budaya karena diwariskan dari generasi ke generasi tanpa disadari. Mulai dari lingkup keluarga, misalnya, seorang ayah sebagai kepala keluarga yang memutuskan segala pilihan untuk seluruh anggota keluarganya. Kemudian secara sistemik diperkuat oleh mekanisme atau lembaga yang memperkuat penindasan terhadap perempuan. Sampai pada akhirnya meluas ke pengendalian produksi bahkan reproduksi, pikiran, seksualitas, termasuk spiritualitas.
Contoh budaya patriarki yang ada di Indonesia, antara lain yang terdekat dari lingkup keluarga. Seorang istri, misalnya, harus menurut kehendak suaminya dan tidak memiliki ruang berdiskusi. Contoh lain yang masih banyak terjadi di Indonesia, budaya patriarki juga salah satu penyebab terjadi kasus KDRT.
Berdasarkan laporan Komnas Perempuan terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan selama 5 tahun terakhir sejumlah 36.356 kasus.
Dilansir dari tulisan berjudul Menyorot Budaya Patriarki di Indonesia yang diterbitkan dalam Social Work Journal Volume 7, tingginya kasus pelecehan seksual, angka pernikahan dini yang tinggi, dan stigma yang melemahkan posisi perempuan dalam perceraian juga dipengaruhi oleh budaya patriarki yang ada di Indonesia.