Sementara untuk plafon, Kupedes BRI sebesar Rp642,3 miliar, KUR Mikro Rp64,4 miliar, KUR Ritel Rp800,3 miliar dan pinjaman UKM Rp1,9 triliun. Khusus KUR Ritel dan Pinjaman di UKM, merupakan nasabah-nasabah yang bergerak di bidang penggilingan padi. BRI termasuk yang terbanyak membiayai penggilingan padi dengan jumlah sekitar 6.190 debitur.
“Maka melalui pola klaster-klaster yang tadi saya sebutkan, selain memberikan pembiayaan, kita juga mengedukasi bagaimana cara meningkatkan produktivitas lahan misalnya. Bagaimana mengelola keuangan yang baik. Terus juga menyediakan sarana untuk tempat mereka kumpul-kumpul, sharing knowledge. yang penting adalah memberikan cara bagi petani untuk mengakses pasar,” tegasnya.
Amam menyebut untuk menciptakan bisnis pertanian yang efektif dan efisien diperlukan juga kolaborasi banyak pihak yang terlibat dalam ekosistem tersebut.
“Semua ekosistem harus bisa mendapatkan kebutuhan untuk produksinya dengan tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat kualitas. Proses berkesinambungan dan berkelanjutan, dan tidak ada yang terputus. BRI mencoba untuk bisa menggabungkan semua ekosistem sehingga memang betul-betul semua titik bisa mengevaluasi bagaimana tingkat efisiensi dari bisnisnya itu,” pungkas Amam.
Sumber : Radar Surabaya