BPS Rilis Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal II/2023, Prediksi di Bawah 5 Persen

BPS akan mengumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode kuartal II/2023
BPS akan mengumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode kuartal II/2023

Aulanews.id, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumkan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk periode kuartal II/2023. Sejumlah ekonomi memproyeksikan kinerja pertumbuhan ekonomi RI tidak akan mencapai 5 persen, sementara dari sisi pemerintah masih optimistis target di atas 5 persen masih akan tercapai.

Direktur Center for Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan lebih konservatif meskipun terdapat Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) selama kuartal II/2023.   “Untuk kuartal II/2023 mungkin kita akan lebih konservatif meski ada Lebaran, tapi di kisaran 4,9-5,05 persen [year-on-year/yoy],” ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut karena low base effect dari 2022, di mana kinerja ekonomi pada tahun tersebut tidak sebesar 2021.  Hampir serupa, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal menyampaikan pada kuartal kedua tersebut pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 4,7 persen–4,9 persen. Lebih rendah dari proyeksi Bhima.

“Ini artinya lebih rendah dari kuartal I/2023 yang sampai 5 persen, dan kami prediksikan tren pelemahan masih akan terjadi pada kuartal-kuartal berikutnya,” ujarnya dalam MidYear Review 2023 secara virtual.

Untuk itu, Faisal pun mempersempit proyeksi tersebut dari proyeksi sebelumnya yang berada di rentang 4,6 persen – 4,95 persen.  Melihat kinerja perdagangan Indonesia, Faisal mengatakan kondisi neraca dagang terus menyempit akibat kinerja ekspor dan impor yang juga terus melemah bahkan kontraksi.

Surplus Neraca Perdagangan selama semester I/2023 tercatat sebesar US$19,93 miliar, turun US$5,06 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya.  Meski surplus tercatat sudah 38 bulan berturut-turut, kondisi tersebut kurang sehat. Pasalnya, surplus bukan disebabkan oleh ekspor yang naik, justru impor yang semakin lesu dan menunjukkan lemahnya permintaan dalam negeri.   “Impor jatuh jadi tetap surplus. Nilai ekspor kembali turun menuju posisi awal 2021,” tambahnya.

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menandatangani Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 47 Tahun 2024 tentang Penghapusan Piutang Macet kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kebijakan tersebut mencakup penghapusan tagihan piutang...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist