“Namun kita mungkin akan melakukan evaluasi dalam cara yang berbeda, dan mungkin mengajari mereka cara yang berbeda, mengajari cara menghargai proses berpikir tentang ide-ide baru dengan alat yang baru, seperti beroperasi di tingkat yang lebih tinggi.”
Lebih lanjut, ia menceritakan saat pertama kali ChatGPT rilis Amerika Serikat, banyak sekolah yang melarang penggunaannya. Meski begitu, dengan cepat banyak guru yang mengakui bahwa mereka salah dan akan merangkulnya, bahkan mengembangkannya di dalam pembelajaran yang dilakukannya.
“Dan itu sangat berharga untuk banyak pelajar. Orang-orang yang mulai belajar saat ini, saya rasa akan jauh lebih mampu daripada kita semua, karena mereka belajar dengan alat yang baru, beginilah manusia membuat kemajuan,” ujarnya
OpenAI sendiri didirikan pada Desember 2015 oleh beberapa nama terkenal di dunia teknologi, seperti Elon Musk, Greg Brockman, dan Sam Altman. Kala itu, OpenAI bertujuan mengembangkan kecerdasan buatan yang ramah pada manusia dan mampu membantu menyelesaikan masalah kompleks. Hasil buah pemikiran dan pengembangan tersebut adalah generative pre-trained transformer atau yang kita kenal sebagai ChatGPT saat ini.