Selain itu, bidang ini juga menjadi motor pembangunan di banyak daerah. “Tentu saja, bagaimana lokasi pertambangan tersebut menjadi pemicu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjadi pendapatan negara.” tambahnya.
Tata kelola bidang ini sejatinya telah diatur secara resmi di 7 Core Subject Iso 26000 dalam hukum Indonesia. Baik pemerintah, masyarakat sipil, maupun bisnis yang diliputi dengan unsur ESG dan CSR, sejatinya berperan penting dalam mengjadirkan strategi keberlanjutan. “Di Merdeka, kita telah melakukan laporan keberlanjutan sejak 2019. Mulai dari dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola dari aktivitas perusahaan” ujarnya ketika melakukan kilas balik.
Hal ini memerlihatkan bagaimana perusahaan tambang dapat menjadi modal untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat.
Tidak saja berdampak bagi hari ini, Tom Malik juga memeparkan harapannya supaya bidang pertambangan bukan hanya eksis pada era ini, namun juga secara berkepanjangan di generasi selanjutnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh anggota AMSI se Jawa Timur dengan jajaran lembaga terkemuka mulai dari Wamen Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Pemprov Jatim, Sherlita Ratna Dewi, Rektor Universitas Brawijaya Ir Agoes Soerjanto Majelis Kehormatan AMSI.
Acara juga didukung oleh PT. Freeport Indonesia, PT. Merdeka Coppper Gold Tbk, PT. Bumi Suksesindo, Eiger Adventure, PT. Petrokimia Gresik, Djarum Foundation, SKK Migas, Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore, Pertamina Hulu Energi Tuban East Java, Pertamina EP Sukowati, Pertamina EP Field Cepu, Pertamina EP Poleng, Husky Cnooc Madura Ltd, Whiz Luxe Hotel dan Bank Jatim.(Vin)