Aulanews.id – Direktur Keuangan SMSM Ang Andri Pribadi mengaku, tren peningkatan permintaan komponen ataupun suku cadang di tengah masa berlaku insentif PPnBM 100% tentu ada terutama untuk pasar Original Equipment Manufacturer (OEM).
Kebijakan insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 100% di sektor otomotif turut dirasakan dampaknya oleh PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM).
Namun, kenaikan permintaan tersebut tidak terlalu signifikan mengingat SMSM lebih berfokus pada pasar aftermarket. “Dari sisi SMSM, permintaan yang datang berasal dari produsen Suzuki,” kata dia, Senin (27/9).
Apabila dirinci, penjualan SMSM ke pasar ekspor juga naik 35% (yoy) menjadi Rp 1,33 triliun di semester I-2021. Di saat yang sama, penjualan SMSM ke pasar domestik tumbuh 34% (yoy) menjadi Rp 631 miliar. Andri menambahkan, sampai saat ini SMSM tidak mengalami kendala atau keterlambatan untuk suplai produk komponen kepada produsen-produsen otomotif yang jadi pelanggan perusahaan.
Terlepas dari itu, naiknya permintaan komponen tetap saja berdampak positif terhadap kinerja SMSM. Hal ini tercermin pada kinerja penjualan domestik SMSM secara konsolidasi yang mengalami peningkatan 35% (yoy) menjadi Rp 1,97 triliun pada semester I-2021.
Memang, di awal tahun ini terdapat kelangkaan bahan baku seperti plat baja. Namun, saat ini bahan baku pembuatan produk SMSM masih mudah didapat berkat hubungan kerja sama antara SMSM dengan penyuplai yang telah berlangsung sejak lama. Di antaranya, SMSM menjalin hubungan kerja sama dengan PT Posco-IJPC yang merupakan joint venture partner di salah satu entitas asosiasi.
Selain itu, sejak awal tahun SMSM telah mengantisipasi risiko kelangkaan stok bahan baku dengan melakukan pembelian bahan baku yang lebih tinggi dari kondisi normal. “Stok bahan baku material kami dalam posisi yang cukup untuk kebutuhan produksi,” tutup Andri.