Biomarker otak dalam sampel darah memprediksi bahaya stroke!

Aulanews.id –  Para peneliti di Rumah Sakit Universitas Uppsala dan Universitas Uppsala telah menunjukkan bahwa tes darah sederhana yang mencerminkan kesehatan otak dapat memprediksi orang mana yang paling berisiko menderita stroke. Penemuan ini dapat berkontribusi pada perawatan yang lebih individual bagi pasien dengan fibrilasi atrium. Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Circulation .

Fibrilasi atrium merupakan aritmia jantung yang paling sering terjadi , yang memengaruhi sekitar sepertiga dari semua orang di beberapa titik dalam hidup mereka. Fibrilasi atrium merupakan penyebab umum stroke , karena aritmia jantung meningkatkan risiko terbentuknya bekuan darah di atrium jantung. Oleh karena itu, banyak orang dengan fibrilasi atrium menerima pengobatan antikoagulasi dengan tujuan untuk mencegah stroke.

Namun, karena pengobatan antikoagulasi menyebabkan peningkatan risiko pendarahan serius, hanya orang dengan risiko sedang atau tinggi mengalami stroke yang menerima pengobatan ini, bukan semua orang dengan fibrilasi atrium. Hal ini membuat penting untuk dapat mengidentifikasi, dengan tingkat presisi setinggi mungkin, individu yang akan mendapat manfaat dari pengobatan antikoagulasi.

Para peneliti kini telah menganalisis zat neurofilamen, protein yang dilepaskan dari otak saat terjadi cedera dan hipoksia, dalam sampel darah dari lebih dari 3.000 orang dengan fibrilasi atrium. Para peneliti kemudian mengamati orang-orang ini selama rata-rata satu setengah tahun. Individu dengan kadar neurofilamen tertinggi dalam darah mereka memiliki risiko tertinggi untuk menderita stroke. Risiko stroke di antara seperempat dengan kadar neurofilamen tertinggi lebih dari tiga kali lebih tinggi daripada mereka yang kadarnya terendah.

“Karena risiko terkena stroke menentukan jenis perawatan yang tepat, hal ini dapat membantu meningkatkan ketepatan dalam pemilihan perawatan, Sebelumnya kami belum mampu mengukur dampak fibrilasi atrium pada otak dengan cara ini. Karena fibrilasi atrium memengaruhi jantung dan otak, wajar saja jika tingkat presisinya meningkat saat keduanya dinilai,” dilansir dari medicalexpress.com pada Selasa (13/8/2024).

Tes darah digunakan sehari-hari dalam perawatan kesehatan untuk mengevaluasi fungsi organ-organ kita, seperti jantung, ginjal, dan hati, tetapi tidak ada tes darah yang ditetapkan untuk mengevaluasi kondisi otak sehubungan dengan penyakit kardiovaskular. Langkah selanjutnya adalah menyelidiki dampak berbagai perawatan di layanan kesehatan terhadap tingkat neurofilamen dan apakah hal ini pada gilirannya memiliki pengaruh terhadap risiko terserang stroke atau kematian.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist