Karena itu lah, hati Farwiza tergerak untuk berupaya melindungi, mengkonservasi, dan melestarikan hutan KEL tersebut, begitu juga satwa liar yang ada di dalamnya.
Untuk melancarkan kegiatannya, Farwiza juga aktif di Yayasan Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh (HAkA), organisasi non-profit yang berfokus pada tata kelola lahan dan hutan di Aceh. Selama kegiatannya melestarikan alam, dia merupakan sosok yang dikenal getol melawan eksploitasi dan ekspansi yang mengancam ekosistem Leuser.
Selain itu, dia juga membantu meningkatkan akses dan memperdalam keterlibatan perempuan terkait upaya penyelamatan lingkungan. Sarjana Biologi Kelautan dari Universiti Sains Malaysia ini awalnya mengaku kesulitan bergerak di bidang konservasi.
Namun, hambatan tersebut kini telah dilalui dan dia kini bekerja di konservasi pemerintahan yang mengelola dan melindungi KEL. Berkat upayanya dalam sektor konservasi lingkungan, perempuan kelahiran Banda Aceh, 1 Mei 1986 itu lantas berhasil meraih sejumlah penghargaan bergengsi di kategori lingkungan.
Beberapa di antaranya seperti National Geographic Wayfinder Award 2022, 2021 Pritzker Emerging Environmental Genius Award, dan Whitley Awards 2016.Di samping penghargaan, dia juga bisa dibilang merupakan sosok yang beruntung. Sebab, ia pernah bekerjasama dengan aktor Hollywood Leonardo DiCaprio pada 2016 lalu.
Kala itu, aktor film Titanic (1997) yang juga dikenal sebagai aktivis perubahan iklim serta pencinta lingkungan itu sempat berkunjung ke Aceh dan membuat film dokumenter bertema lingkungan yang berjudul Before the Flood.(MG5/Vin)