AulaNews.id – WASHINGTON: Joe Biden pada hari Jumat (29 Maret) mengakui “kepedihan yang dirasakan” oleh banyak orang Arab-Amerika atas perang di Gaza dan atas dukungan AS terhadap Israel dan serangan militernya yang telah membuat orang-orang Arab, Muslim, dan aktivis anti-perang marah dan kecewa.
Dilansir dari berita Channel News Asia yang diterbitkan pada 30 Maret 2024, banyak warga Muslim dan Arab di Amerika Serikat yang mendesak presiden Partai Demokrat tersebut untuk menyerukan gencatan senjata permanen, menghentikan penjualan senjata ke Israel dan menggunakan lebih banyak pengaruh untuk melindungi kehidupan warga sipil ketika krisis kemanusiaan terjadi di Gaza.
“Kita juga harus berhenti sejenak untuk merefleksikan rasa sakit yang dirasakan oleh begitu banyak orang di komunitas Arab-Amerika dengan adanya perang di Gaza,” ujar Biden dalam proklamasi Bulan Warisan Arab-Amerika yang dirilis oleh Gedung Putih, seraya menambahkan bahwa ia “sangat sedih” atas penderitaan tersebut.
Namun, beberapa jam setelah pernyataan Biden pada hari Jumat, Washington Post melaporkan bahwa pemerintahnya telah menyetujui pembelian bom dan pesawat tempur tambahan untuk Israel dalam beberapa hari terakhir yang bernilai miliaran dolar.
Israel adalah penerima bantuan luar negeri terbesar dari AS, dan AS memveto beberapa suara di PBB yang menyerukan gencatan senjata dalam serangan Gaza, sebelum abstain dalam pemungutan suara pada akhir Maret.
Pemerintahan Biden telah mengeluarkan proklamasi sejak tahun 2021 menjelang bulan April, yang diperingati sebagai Bulan Warisan Arab-Amerika. Proklamasi tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya karena komentar Biden mengenai Gaza.
Protes yang menuntut gencatan senjata di Gaza telah terjadi di banyak kota di Amerika dalam beberapa bulan terakhir, termasuk di dekat bandara dan jembatan di New York City dan Los Angeles, demonstrasi di luar Gedung Putih dan demonstrasi di Washington.
Para pengunjuk rasa sering mengganggu acara kampanye dan pidato Biden, termasuk penggalangan dana penting di New York City pada hari Kamis.
Mereka telah meminta Biden untuk memenuhi tuntutan mereka atau berisiko kehilangan dukungan mereka pada pemilu November mendatang. Warga Amerika keturunan Arab dan Muslim kemungkinan besar tidak akan mendukung saingan Biden, mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik, namun para pengamat mencatat bahwa mereka bisa saja tidak ikut pemilu dan menolak perolehan suara penting bagi Biden. Mereka sangat mendukung Biden pada tahun 2020.