“Dalam banyak kesempatan saya selalu katakan, Pemkot Surabaya tidak bisa sendirian membangun kota ini. Butuh keterlibatan semua pihak untuk saling bekerja sama, dan mari membangun kota ini dengan keguyuban serta gotong royong,” kata Eri Cahyadi.
Mantan kepala Badan Perencanaan Kota (Bappeko) Surabaya ini menambahkan pihaknya sudah menjalin mitra kerjasama dengan banyak lembaga. Salah satunya dengan perguruan tinggi dalam upaya penanganan stunting.
Diungkapkan, pada tahun 2021 lalu, jumlah stunting adalah 28,9 persen. Angka ini setara dengan 6.772 balita. Namun jumlah tersebut sekarang sudah turun drastis menjadi tinggal 4,8 persen (923 balita). Ia pun menargetkan tahun ini Surabaya bakal zero stunting.
Menurut Eri, dengan keberhasilan itu, yang hebat bukanlah pemimpin atau wali kotanya, tetapi masyarakatnya. “Ini adalah bukti, gotong royong masyarakat Surabaya itu sangat luar biasa. Karenanya, saya menyambut kepedulian SMSI Surabaya yang ingin berkolaborasi untuk membangun kota ini,” tambahnya.
Pada pertemuan ini, Wali Kota Eri juga menuturkan pentingnya menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Upaya itu sudah dilakukan Pemkot Surabaya, di antaranya dengan menghidupkan kembali Jalan Tunjungan dengan konsep “Tunjungan Romansa” dan kini kawasan tersebut sudah ramai dikunjungi masyarakat.
“Bahkan di Hari Sabtu atau Minggu, omzet satu stand UMKM di Tunjungan Romansa bisa mencapai Rp 5 juta,” katanya.
Selain itu, Eri juga menjabarkan telah membuka “Adventure Land Romokalisari”. “Di sana, kalau hari libur rata-rata didatangi 3 ribu pengunjung. Sedangkan yang mengelola kita serahkan ke warga sekitar,” lanjut dia.