Moch Irfan Hadi, dosen UINSA, mengatakan, perwujudan tanggung jawab kolaborasi dengan masyarakat pariwisata, khususnya dalam pengembangan ekowisata dan konservasi alam. Dalam hal itu terkhusus masalah terumbu karang, yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
“Kami memiliki konsetrasi di tengah masyarakat binaan di Banyuwangi,” tutur Irfan.
Penanggung jawab kegiatan Dr Lufiana, menambahkan, sebagai Progran International Universitas (UINSA) yang melibatkan mahasiswa asing dengan program ini.
Alasan memilih Banyuwangi sebagai promosi progran ekowisatai desa binaan UINSA di wilayah kabupaten di ujung timur Jawa Timur ini.
“Peserta diajak dalam serangkaian kegiatan. Seperti menanam pohon, mengunjungi perkebunan kopi di desa Gambingsari,” tuturnya.
Menurut penanggung jawab, program lapangan terselenggaranya kegiatan dan kerjasama dengan Pokdarwis Kabupaten Banyuwangi.
*UINSA dan Pokdarwis Banyuwangi*
Sementara itu, Abdul Aziz, Ketua Asosiasi Kolompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Banyuwangi, menjelaskan, konservasi terumbu karang dalam rangka ikut melestarikan laut yang ada di Grand Watu Dodol (GWD) Banyuwangi.
“Tujuannya mengembalikan lingkungan kawasan perairan yang rusak. Dengan kegiatan ini, transplantasi terumbu karang: penanaman terumbu karang yang masih kecil, diikat pada media besi,lalu di masukkan ke dalam laut,” tuturnya.
Selama 1 tahun akan membentuk ekosistem baru sehingga perairan menjadi sehat, ikan ikan menjadi banyak.
Prof Dr Rubaidi, Dekan 3 Fakultas Psikologi dan Kesehatan UINSA, mengatakan,”terumbu karang itu ibarat rumah bagi ikan ikan, sebagaimana tumbuh tutumbuhan di dalam hutan, rumah bagi hewan hewan liar.