Aulanews.id – Olahraga masih menjadi pilihan utama untuk menjaga kesehatan. Namun apakah olahraga akan menjadi manfaat atau akan berefek negatif bagi tubuh jika dilakukan di daerah dengan tingkat polusi tinggi. Terlebih jika kamu memiliki riwayat gangguan kesehatan sebelumnya, seperti asma, diabetes, atau sakit paru-paru.
Dalam daftar negara paling berpolusi di seluruh dunia, Indonesia berada di posisi ke-26. Lalu, apa jadinya jika kita termasuk salah satu dari 91% orang yang tinggal di daerah yang tidak memenuhi pedoman kualitas udara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)?
Meskipun demikian, bukan berarti kita harus menghentikan kegiatan olahraga.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Circulation menemukan, olahraga teratur, bahkan di daerah dengan tingkat polusi udara tinggi, tetap dapat mengurangi risiko terkena tekanan darah tinggi dan penyakit – penyakit lain.
Studi ini menemukan, setiap kenaikan tingkat polusi udara dikaitkan dengan risiko hipertensi 38% lebih tinggi, sedangkan peningkatan aktivitas olahraga menurunkan risiko tekanan darah tinggi sebanyak 6%.
Mereka yang rutin berolahraga memiliki risiko hipertensi 4% – 13% lebih rendah daripada yang tidak berolahraga.
Ini menunjukkan, olahraga tetap memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan jantung, meskipun berisiko terkena polusi udara.
Ada beberapa tips yang bisa diterapkan jika tinggal di daerah yang berpolusi, namun tetap ingin berolahraga.
– Mencari waktu berolahraga di saat polusi belum terlalu tinggi.
Pagi dini hari atau malam hari merupakan waktu yang tepat untuk berolahraga di lingkungan yang berpolusi tinggi.
Alasannya, karena pada waktu-waktu tersebut, kadar polusi udara tidak setinggi siang atau sore hari. Dengan berolahraga di waktu yang tepat, paparan polusi udara pun dapat dikurangi.