Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa kekerasan terhadap komunitas LGBTIQ+ telah meningkat dan kurang dari satu dari lima orang merasa mampu melaporkan serangan ini dengan tepat.
Sebaliknya, ia menyebutkan kemajuan penting termasuk dekriminalisasi hubungan sesama jenis yang konsensual di beberapa wilayah Afrika, Asia, dan Karibia, penyertaan adopsi kebijakan hak asasi manusia dalam dunia olahraga, dan masih banyak lagi.
“Namun, masih ada jalan panjang yang harus ditempuh untuk memastikan penghormatan penuh terhadap hak asasi manusia dalam olahraga,” kata Türk.
Ia meminta federasi olahraga untuk mempraktikkan “toleransi nol” terhadap kebijakan diskriminatif dan memajukan hak asasi manusia, mendesak Negara Anggota PBB untuk “secara penuh dan proaktif” menangani masalah yang mempengaruhi komunitas LGBTIQ+ dan mencegah pelanggaran lebih lanjut.
