Aulanews.id – Pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas saat ini sudah mulai dilaksanakan di beberapa wilayah di Indonesia. Meskipun kegiatan PTM dilakukan dengan kapasitas terbatas serta memantuhi protokol kesehatan (prokes) bukan berarti sudah bebas dari paparan virus Covid-19.
Terdapat kekhawatiran saat PTM terbatas digelar, kekhawatiran tersebut berupa penyebaran Covid-19, dengan anak-anak membawa virus pulang ke keluarga mereka.
Anak-anak tidak perlu diisolasi jika bersentuhan dengan kasus positif Covid-19. Namun, mereka perlu melakukan tes PCR serta mengisolasi diri jika memang positif virus corona.
Para peneliti yang dilakukan oleh De Montfort University (DMU) di Leicester, Inggris tahun ini melihat bagaimana virus covid-19 menempel pada tiga jenis kain. Hal tersebut dilansir dari Wales Online pada Sabtu (11/9/2021)
Para ilmuwan mengungkapkan poliester menimbulkan risiko tertinggi untuk penularan, dengan virus yang menular masih ada setelah tiga hari yang dapat berpindah ke permukaan lain.
Penelitian tersebut dipimpin oleh ahli mikrobiologi Katie Laird, virolog Maitreyi Shivkumar, dan peneliti posdoktoral Lucy Owen, dengan melibatkan penambahan tetesan model virus corona yang disebut HCoV-OC43. Virus ini memiliki struktur dan pola kelangsungan hidup yang sangat mirip dengan Sars-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Tetesan model virus tersebut mengakibatkan kain yang berbahan poliester, policotton, serta katun 100 persen terpapar virus. Para ilmuwan tersebut mengungkapkan pada kain yang berbahan katun 100 persen, virus dapat bertahan selama 24 jam, sedangkan pada kain yang berbahan policotton hanya bertahan selama enam jam.