Setelah Empat tahun, bandara Halim Perdanakusuma mulai beroperasi untuk penerbangan lokal pertama kalinya pada tanggal 1 November 1928. Pada saat itu, penerbangan yang masih menggunakan maskapai milik kolonial Belanda melakukan rute ke Batavia-Bandung dan Batavia-Semarang.
Beberapa tahun berlalu, tepatnya pada 20 Juni 1950, akhirnya Belanda menyerahkan sepenuhnya bandara tersebut kepada pemerintah Indonesia. Pihak Angkatan Udara RI segera mengambil alih dan menjadikannya pangkalan Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU.
Setelah dipegang secara utuh oleh Indonesia, bandara tersebut berganti nama menjadi Halim Perdanakusuma pada tanggal 17 Agustus 1952. Pergantian nama itu ditujukan untuk menghormati pahlawan angkatan udara Abdul Halim Perdanakusuma yang telah gugur dalam menjalankan tugasnya.
Sejak berdirinya bandara Halim Perdanakusuma yang memegang peranan sangat penting. Bandara ini membantu peresmian bandara Internasional Kemayoran dengan menerbangkan pesawat berjenis Douglas DC-3 menuju Kemayoran.
Kemudian pada tahun 1974, bandara Halim sempat ditunjuk untuk membantu penerbangan internasional bandara Kemayoran tersebut. Diketahui adanya kepadatan rute penerbangan di sana.
Namun, pemerintah itu menginisiasinya dengan membangun sebuah bandar udara baru di daerah Cengkareng. Bandara inilah yang saat ini dikenal dengan sebutan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Setelah bandara Kemayoran ditutup, bandara Halim kembali berfokus untuk kepentingan militer. Kemudian pihaknya mulai mengurangi jadwal penerbangan sipil.
Bandara Halim juga pernah difungsikan sebagai penerbangan komersil. Pada saat itu, pihaknya membantu bandara Soekarno-Hatta untuk mengurangi jadwal penerbangan di sana pada tahun 2013-2014.