Aulanews.id – Sebuah penelitian terbaru dari Queensland University of Technology atau QUT, Australia menunjukkan perempuan dengan disabilitas kognitif dan intelektual rentan mengalami pelecehan dan kekerasan seksual melalui teknologi.
Beberapa modus lain yang dilakukan oleh pelaku kekerasan adalah mengontrol lampu di rumah dari jarak jauh, mengancam akan mengungkapkan informasi pribadi, sampai merusak alat bantu dengar. Gillian O’Brien dari Asosiasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Brisbane, WWILD mengatakan, modus pelecehan dan kekerasan seksual yang dilakukan terhadap perempuan dengan disabilitas adalah pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gambar. Kekerasan ini banyak dilakukan oleh pasangan, mantan pasangan, dan orang asing pengguna media komunikasi online.
Lantaran banyaknya kasus pelecehan dan kekerasan seksual yang dialami oleh perempuan difabel, Queensland University of Technology menggandeng WWILD untuk menerbitkan panduan bagi perempuan disabililitas mengenai tindakan apa saja yang termasuk kekerasan dan pelecehan seksual.
Panduan ini bertujuan melindungi perempuan dan memberi alarm pengingat bagi mereka untuk melapor bila mengalami indikasi pelecehan dan kekerasan.