Aulanews.id – Sejak dirilis, perangkat AI seperti ChatGPT telah memberikan dampak besar pada pembuatan konten. Di sekolah dan universitas, perdebatan tentang apakah perangkat ini harus diizinkan atau dilarang masih berlangsung.
Kini, para peneliti di Swedia telah menyelidiki hubungan antara fungsi eksekutif (EF) remaja dan penggunaan serta persepsi manfaat chatbot AI generatif untuk tugas sekolah. Hasil penelitian mereka dimuat dalam Frontiers in Artificial Intelligence .
Siswa dengan tantangan EF yang lebih besar merasa alat ini sangat berguna, terutama untuk menyelesaikan tugas, Hal ini menyoroti peran alat ini sebagai dukungan potensial bagi siswa yang berjuang dengan proses kognitif yang penting untuk keberhasilan akademis.
Namun, para peneliti juga menyebutkan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada perangkat ini dapat menghambat atau menunda pengembangan EF dan pembelajaran siswa. “Hal ini harus dipertimbangkan secara saksama saat menerapkan dukungan AI di sekolah, dan dampaknya harus dipelajari secara longitudinal,” tambah pemimpin proyek Dr. Daiva Daukantaitė, seorang profesor madya di Universitas Lund, dilansir dari phys.org pada hari Rabu (28/8/2024).
Kegunaan yang dirasakan
Para peneliti melakukan dua penelitian. Penelitian pertama melibatkan sampel 385 remaja berusia 12 hingga 16 tahun yang bersekolah di empat sekolah dasar di wilayah selatan Swedia. Penelitian kedua melibatkan 359 siswa berusia 15 hingga 19 tahun yang terdaftar di sekolah menengah atas yang sama.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa tingkat penggunaan chatbot AI sekitar 15% di kalangan remaja yang lebih muda dan sekitar 53% di kalangan siswa yang lebih tua. Salah satu kemungkinan penjelasannya adalah bahwa siswa yang lebih tua lebih sering diberi tugas yang rumit dan oleh karena itu mungkin lebih sering menggunakan alat AI. Para peneliti juga menunjukkan bahwa kedua studi tersebut dilakukan pada waktu yang berbeda “studi kedua” hampir setahun setelah “studi pertama” yang dapat menunjukkan bahwa selama waktu ini, penggunaan AI menjadi lebih populer secara umum.
Namun, yang lebih penting, penelitian menunjukkan bahwa siswa yang kesulitan dengan EF menganggap AI generatif jauh lebih berguna untuk tugas sekolah daripada teman sebayanya. Salah satu kemungkinan alasannya adalah siswa ini memperoleh peningkatan produktivitas yang lebih besar daripada teman sekelasnya, kata para peneliti.