Belum Bayar Komisi Rp191,6 M, Coldplay Digugat Mantan Manajernya

Aulanews.id – Coldplay kembali menghadapi masalah baru. Sang mantan manajer, Dave Holmes melayangkan gugatan kepada band asal Inggris ini ke Pengadilan Tinggi Inggris.

Gugatan ini didasari atas dugaan Coldplay belum membayar komisi lebih dari £10 juta atau berkisar Rp191,6 M untuk dua album kepada dirinya.

Penggemar setia Coldplay pasti sudah akrab dengan Dave Holmes. Ia adalah sosok manajer yang sudah mengelola Coldplay lebih dari 20 tahun. Namun per 16 Agustus 2023, Dave memutuskan untuk angkat kaki dari band tersebut.

Belum diketahui alasan valid mengapa sang manajer memilih hengkang dari Coldplay. Hal ini tentu menimbulkan banyak spekulasi dan desas-desus di kalangan penggemar.

Adapun publik mengaitkan keluarnya Dave Holmes sebagai manajer Coldplay berkaitan dengan masalah kontrak dan komisi yang tak kunjung dibayar. Semakin sengit, Holmes juga membahas mengenai ancaman dari manajemen Coldplay yang akan menuntut balik dirinya dengan melayangkan penbelaan diri.

Apalagi perwakilan Coldplay menyinggungkan bahwa kontrak David Holmes dengan Coldplay sudah usai pada 2022 lalu dan tak ada pembaharuan lagi.

“Permasalahan ini di tangan pengacara Coldplay dan klaim (Holmes) dibantah dengan keras,” kata perwakilan band asal Inggris tersebut.

Menurut Variety, Holmes juga menuduh Coldplay telah menarik kembali kontrak yang dijanjikan terkait dengan album kesepuluh “Music of The Spheres”, dan album kesebelas band tersebut yang belum dirilis berjudul “Moon Music”.

Pengajuan yang dibuat oleh Dave kepada Pengadilan Tinggi Inggris juga mencakup rincian pembayaran komisi Holmes sebelumnya, di mana dirinya mendapat komisi antara 8% dan 13% untuk album kedelapan dan kesembilan Coldplay.

Gugatan hukum ini dilayangkan semata-mata agar pengadilan mensahkan kontrak Holmes serta menuntut Coldplay untuk melunasi komisi yang belum dibayarkan kepadanya. Phil Sherrell selaku perwakilan Holmes juga menyatakan bahwa Coldplay menolak untuk menaati kontrak manajemen Dave dan membayar utangnya.

Selain masalah komisi, tuntutan lain yang menjadi sorotan adalah cakupan tugas yang diembannya sebagai manajer. Bukan cuma mengurus tur AS, Australia, dan Asia Coldplay, ia juga merangkap tugas lainnya. Di antaranya adalah pengelolaan logistik untuk persiapan album, menyiapkan anggaran, mengatur sesi rekaman di London, hingga bekerja sama dengan produser musik Max Martin, dan sampel lisensi.

Dave menuduhkan bahwa cakupan tugas ini semata-mata sebagai rencana Coldplay untuk menurunkannya dari manajer menjadi kepala tur.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist