Aulanews.id – Orang-orang yang berharap untuk meninggalkan Jalur Gaza berkumpul di penyeberangan Rafah ke Mesir pada hari Kamis (2/11/2023), dan mereka yang namanya ada dalam daftar resmi menyeberang bertahap, sementara yang lain hanya mengangkat paspor asing mereka dengan sia-sia.
Penyeberangan itu dibuka untuk evakuasi terbatas pada hari kedua berdasarkan kesepakatan yang ditengahi Qatar antara Israel, Mesir, Hamas dan Amerika Serikat, yang bertujuan untuk membiarkan beberapa pemegang paspor asing dan tanggungan mereka, dan beberapa warga Gaza yang terluka, keluar dari daerah kantong yang terkepung.
Keputusasaan untuk keluar dari wilayah padat penduduk yang selama hampir empat minggu ini diblokade total dan dibombardir Israel secara terus-menerus , terlihat jelas di wajah orang-orang yang tidak diberi izin untuk menyeberang ke Mesir.
Di antara mereka adalah Ghada el-Saka, seorang warga negara Mesir yang sedang mengunjungi kerabatnya di Gaza ketika perang dimulai dan penyeberangan ditutup. Dia menangis dan frustrasi ketika dia menunggu di tempat penampungan di sisi Gaza di persimpangan Rafah bersama putrinya, sambil memegang paspor Mesirnya.
“Mengapa kamu melakukan ini pada kami? Mengapa kamu meninggalkan kami dalam kehancuran ini? Kami telah melihat kematian dengan mata kepala kami sendiri,” kata Ghada el-Saka dilansir dari reuters.com pada hari Kamis (2/11/2023) waktu setempat, suaranya meninggi karena emosi dan air mata mengalir di wajahnya.
Saka mengatakan dia tinggal bersama saudara kandungnya namun rumahnya telah dirusak oleh serangan Israel yang menghantam rumah di dekatnya, dan dia serta putrinya tinggal di jalanan.
“Saya ingin lulus. Kami bukan binatang. Saya punya hak Mesir, kami orang Mesir,” katanya, seraya menambahkan bahwa anak-anaknya yang lain berada di Mesir. Putrinya menangis ketika dia duduk di sebelahnya.
Di sisi penyeberangan Gaza, orang-orang yang kelelahan duduk di kursi, beberapa diantaranya meletakkan kepala di antara lutut. Anak-anak tertidur, termasuk anak yang memiliki mainan kuda kecil dengan kaki patah di sampingnya.
DALAM DAFTAR
Otoritas perbatasan Palestina menerbitkan daftar orang-orang yang disetujui untuk pergi pada hari Kamis (2/11/2023). Ini mencakup 596 nama, diklasifikasikan berdasarkan negara.
Total ada 15 negara. Negara dengan jumlah nama terbanyak dalam daftar adalah Amerika Serikat dengan 400 nama, Belgia dengan 50 nama, Yunani 24 nama, Kroasia 23 nama, Belanda 20 nama, dan Sri Lanka 17 nama.