Aulanews.id – Membangun kecintaan anak untuk membaca buku perlu dilakukan orangtua sejak dini.Pasalnya membaca buku bisa mendatangkan banyak manfaat untuk masa depan anak.Tetapi menciptakan rasa suka terhadap buku tentu tidak bisa dilakukan secara instan.
Orangtua harus ulet dan sabar hingga akhirnya anak dengan sukarela ‘melahap’ semua buku yang disediakan.
Merangkum dari laman Paudpedia Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Selasa (30/11/2021) membagikan tips membangun kecintaan anak terhadap buku.
•Membangun kecintaan anak terhadap buku
Tips ini dibagikan saat acara Ngobrol Santai Paudpedia edisi kedua dengan tema ‘Membangun Kecintaan Anak Terhadap Buku’.
Menurut Eva Imelda, Kepala Sekolah TKIT Adams, di situasi saat ini Satuan PAUD memang perlu sedikit bekerja keras agar anak-anak dapat cinta terhadap buku.
Eva menjelaskan, PAUD harus menciptakan lingkungan yang kaya keaksaraan. Tempat bermain di PAUD dapat diperkaya akan hal-hal terkait keaksaraan.Sehingga akan terbangun kesadaran anak terhadap fonen atau bunyi huruf
Dia juga menyarankan agar setiap kelas memiliki pojok baca dan setiap harinya memiliki kegiatan literasi seperti membacakan dongeng dari buku serta memberikan ruang untuk anak mengekspresikan apa yang mereka temukan dan dapatkan dari buku.
•Orangtua jadi pondasi utama
Pembicara lain dalam acara tersebut (Content Writer Paudpedia Ifina Trimuliana menekankan pentingnya peran orangtua untuk pondasi utama pembentuk kecintaan anak terhadap buku. Orangtua harus menjadi teladan dan menampilkan contoh kegiatan membaca buku.
Dosen PG- PAUD STKIP Citra Bakti Yasinta Maria Fono menambahkan, bukan hanya itu saja, orangtua dan guru perlu menggunakan ekspresi dan intonasi yang tepat saat membacakan buku kepada anak. Cara membaca yang menarik dapat memancing rasa ingin tahu anak terhadap isi buku tersebut.
“Anak juga dapat mempersepsi bahwa ada banyak hal menarik dari buku tersebut,” kata Yasinta.
•Mengenalkan anak terhadap akses buku
Yasinta memberikan saran agar anak perlu dikenalkan pada tempat-tempat untuk mengakses buku bacaan seperti perpustakaan maupun toko buku sehingga anak dapat melihat banyak pengunjung membaca dan timbul rasa tertarik terhadap buku.
Yasinta menekankan, tidak semua masyarakat beruntung memiliki akses buku bacaan yang melimpah. Untuk menyiasati keterbatasan ini, orangtua bisa menciptakan bacaan sendiri.