Dia menjelaskan, area sirkuit juga memiliki sistem drainasenya sendiri yang merupakan wewenang Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
“Posisi sirkuit berada di selatan jalan dan mempunyai sistem drainase sendiri yang sudah diprogramkan dan merupakan kegiatan ITDC. Hanya mungkin pihak IDTC belum tuntas melaksanakannya,” terang dia.
Sonny memastikan saluran pengendali banjir yang telah beroperasi siap melayani limpasan air permukiman. Sejumlah petugas pun telah disiagakan selama event berlangsung untuk mengantisipasi cuaca buruk yang terjadi di kawasan tersebut.
“Saluran pengendali banjir siap melayani limpasan. Tapi dalam hal wilayah kerja dalam area sirkuit merupakan kewenangan ITDC. Dan justru kami yang siaga selama event ini dan memantau terus perkembangan cuaca dan hujan di lokasi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, saluran pengendali banjir KEK Mandalika menghubungkan (sodetan) beberapa anak sungai seperti Daerah Aliran Sungai (DAS) Tobelo, Ngolang, dan Balak yang selanjutnya dialirkan ke tampungan air Lagoon Triputri.
Kapasitas saluran total maskimum drainase pengendali banjir KEK Mandalika yaitu 78 meter kubik. Akan tetapi Kementerian PUPR menambah sedikit kapasitas yang telah ditentukan sebagai upaya peningkatan keamanan.
Pembangunan drainase menelan anggaran total sebesar Rp 85,9 miliar dengan dua tahun anggaran. Rinciannya, untuk tahun 2020 nilai kontraknya sebesar Rp 57.6 miliar yang dilaksanakan konstruksinya oleh PT Mari Bangun Nusantara dan PT Bangun Mitra Anugerah Lestari KSO dan konsultan supervisi oleh PT Purnatama Kondoteknik KSO dan CV Kekalik Multi Cipta.