Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Najib Azca menjelaskan hasil pertemuan. Ia mengungkapkan bahwa Gus Yahya dan Wang Lutong membahas kondisi terkini Muslim etnis Uighur di Xinjiang, Barat Laut Tiongkok.
“Intinya Pak Dubes ingin meyakinkan bahwa Muslim (Uighur) di Xinjiang diperlakukan dengan baik oleh pemerintah Tiongkok meskipun isu politik di sana yang terkait dengan separatisme. Jadi ada kelompok orang yang memang ingin memisahkan diri dari Tiongkok,” kata Najib kepada NU Online, usai pertemuan yang berdurasi satu jam itu.
Di dalam diskusi bersama Dubes Tiongkok itu, kata Najib, Gus Yahya tetap berprinsip untuk menghargai kedaulatan masing-masing negara. PBNU baru-baru ini juga memiliki agenda Humanitarian Islam yang berprinsip bahwa kekuatan agama-agama dapat berkontribusi untuk kemanusiaan.
“Humanitarian Islam yang prinsipnya adalah bagaimana Islam dan agama-agama sebagai kekuatan kemanusiaan yang akan bekerja kepada kemanusiaan,” jelasnya.
“Jadi kita ingin agar kemanusiaan dihormati, dihargai, dimuliakan di mana-mana. Tidak hanya di China, tidak hanya di Indonesia, tidak hanya di Amerika, tapi jadi gerakan global yang kita harapkan menjadi perdamaian yang justru akan kuat, akan lestari jika betul-betul menghargai kemanusiaan,” tambahnya.
Kerja sama pendidikan
Najib mengungkapkan bahwa dalam pertemuan antara Gus Yahya dengan Dubes Tiongkok itu juga membahas soal kerja sama di bidang pendidikan.
Dalam waktu dekat, Dubes Wang Lutong akan berkunjung ke Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya untuk menengok pembangunan dan merencanakan pengembangan di sana. “Beliau juga akan berkunjung ke tokoh-tokoh NU. Di sana rencananya kita akan sarankan untuk hadir di UNU Surabaya,” jelasnya.
Sementara itu, Dubes Tiongkok Wang Lutong menilai bahwa NU adalah organisasi Islam yang sangat menghargai organisasi-orangisasi Islam lainnya. Semangat itu dapat berdampak terhadap pembangunan Indonesia.
“Saya pikir organisasi ini sangat menghargai organisasi Islam lain dan menciptakan solidaritas, harmoni, progres dan pembangunan di Indonesia,” terangnya. (Hb)