Aulanews.id – Krisis ekonomi, pemerintah Sri Lanka sita bahan pangan. Pemerintah Sri Lanka mengumumkan darurat krisis ekonomi yang memaksa pihak berwenang sewaktu-waktu dapat menyita stok makanan pokok serta menetapkan harga tertinggi.
Hal itu ditempuh untuk mengamankan pasokan bahan makanan, seperti gula dan beras dengan harga yang wajar. Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa, mengumumkan bahwa keadaan darurat di bawah peraturan keamanan publik.
Pemerintah menunjuk seorang mantan jenderal angkatan darat sebagai komisaris layanan penting, yang akan menyita stok makanan dari pedagang serta pengecer, lalu menentukan harga jualnya.
Usai pengumuman itu, pemerintah mulai menyita stok gula dan beras dari gudang-gudang. Mereka akan melepasnya di pasar terbuka dengan harga yang sudah ditentukan. Pemerintah mulai menetapkan harga eceran maksimum untuk beras dan gula.
Di samping itu, Sri Lanka juga menghadapi krisis pembayaran utang besar-besaran. Departemen Sensus dan Statistik Sri Lanka mengatakan, kenaikan nilai tukar mata uang asing menjadi salah satu alasan di balik kenaikan harga banyak barang penting selama satu tahun terakhir.
sumber: cnninternasional.com