Ibu Mur menambahkan bahwa anak-anak tidak memiliki akses ke sekolah atau tempat bermain dan trauma dengan suara perkelahian. Tempat penampungan bagi para pengungsi tidak memadai, dan banyak di antara mereka yang tinggal dalam kondisi yang penuh sesak, termasuk ruang kelas yang terbengkalai.
“Meskipun dua rumah sakit tetap buka, persediaan obat-obatan tidak mencukupi, terutama bagi mereka yang menderita penyakit kronis. Wanita hamil tidak dapat mengakses layanan prenatal. Masyarakat juga menyampaikan keprihatinan serius terhadap keselamatan mereka, melaporkan meningkatnya kekerasan seksual serta terbatasnya dukungan hukum,” katanya.
“Banyak yang mengalami trauma berat.”