Bagi Ellena, buku ini juga menjadi representasi minatnya pada dua keilmuan yang kelihatannya berbeda arah, tapi justru saling mendukung, yakni seniman dan ilmuwan.
“Saya tidak bisa memilih profesi yang mana yang lebih berat secara objektif, karena kedua profesi ini memiliki tantangan dan tanggung jawab yang unik, “ ujarnya. Bagi Ellena, seniman adalah profesi yang cukup menantang karena butuh ekspresi kreatif, pemahaman mendalam tentang media yang digunakan, dan kemampuan untuk mengkomunikasikan ide, pesan, dan emosi melalui karya seni. “Tapi ilmuwan juga unik karena memerlukan pemahaman yang mendalam tentang bidang tertentu, metode penelitian yang akurat, proses yang panjang, dan butuh analisis data,” imbuhnya. Karena itulah, Ellena kini melanjutkan studi sarjananya ke Australia dengan mengambil jurusan Environmental Studies dan Visual Arts di University of Sydney.
Di tengah kesibukannya memulai tahun pertama sebagai mahasiswa, Ellena dinyatakan lolos mewakili Indonesia di kompetisi Ilustrasi 29th Biennial of Illustration Bratislava 2023 yang akan diikuti oleh 40 negara dari 300-an illustrator. “It’s a blessing for me, “ ujarnya sambil tersenyum dan, “life is full of surprise”, lanjutnya. Kejutan lain pun rupanya datang. Agustus tahun ini Ellena kembali ke Singapura diundang oleh National Youth Achievement Award Council untuk diwawancarai dalam rangka penghargaan medali emas bagi Ellena sebagai bentuk penghargaan terhadap usahanya dalam pendataan burung-burung di Singapura. Tahun depan, saat presiden Singapura terpilih dilantik, Ellena akan kembali diundang ke Singapura untuk menerima penghargaan langsung dari presiden Singapura.