Menurutnya, F-16V Taiwan bahkan mungkin tidak mendapat kesempatan untuk lepas landas dari lapangan terbang sebelum mereka dihancurkan di darat dengan serangan presisi jika terjadi konflik di Selat Taiwan.
Dia menambahkan, bahkan jika mereka berhasil melakukan serangan mendadak, kombinasi pesawat peringatan dini KJ-500, jet tempur siluman J-20, dan rudal jarak jauh PL-15 milik PLA tidak akan memberi kesempatan pada F-16V untuk menggunakan IRST.
Sebagian besar jet tempur PLA dipasang secara internal dengan sistem IRST, sementara F-16V kemungkinan harus membawa sistem tersebut secara eksternal sebagai pod, sehingga berdampak negatif terhadap kinerja penerbangan.
Wei mengatakan rencana penjualan senjata terbaru menunjukkan bahwa AS bersikeras mempersenjatai Taiwan untuk mengeksploitasi nilai militer pulau tersebut, mengubah pulau tersebut menjadi sapi perah bagi para pedagang senjata AS dan membuat para separatis “kemerdekaan Taiwan” menolak reunifikasi.
“Penjualan senjata AS hanya menambah ketidakstabilan dan kontradiksi di selat (Taiwan),” katanya. (Mg06)