Aulanews.id, Taipei – Amerika Serikat (AS) bakal menjual sistem pencarian dan pelacakan inframerah (IRST) untuk jet tempur F-16 ke Taiwan untuk melawan jet tempur siluman J-20 China.
Bahkan, berdasarkan informasi dari Kantor berita Reuters yang mengutip pernyataan Pentagon mengatakan Departemen Luar Negeri AS juga menyetujui kemungkinan penjualan peralatan lainnya senilai USD500 juta ke pulau tersebut.
Otoritas pertahanan Taiwan mengatakan bahwa peralatan canggih baru tersebut akan digunakan pada pesawat F-16V terbarunya, meningkatkan kemampuan mereka untuk mendeteksi dan melacak target jarak jauh dan sangat meningkatkan efektivitas operasi udara.
Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mengatakan pada konferensi pers reguler pada hari Kamis bahwa Beijing meminta AS untuk segera membatalkan rencana penjualan senjata dan menghentikan tren berbahaya mempersenjatai pulau Taiwan.
“China akan mengambil tindakan tegas dan tegas untuk menjaga kedaulatan nasional dan integritas wilayahnya,” kata Wang, seperti dikutip dari Global Times.
Reuters mengeklaim dalam laporannya bahwa jet tempur F-16V memiliki sistem avionik, senjata, dan radar yang canggih untuk lebih baik dalam menghadapi Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China, termasuk jet tempur siluman J-20 miliknya.
Para pakar China mengatakan sistem IRST memang memiliki potensi teoritis untuk mendeteksi pesawat siluman, karena tidak seperti radar yang menggunakan pantulan gelombang radio untuk menemukan target, IRST menggunakan sinyal panas yang memancar dari targetnya untuk mendeteksinya.
Pesawat siluman dirancang agar memiliki tingkat observasi yang rendah terhadap radar, namun radiasi infra merahnya hanya dapat dikurangi, bukan dihilangkan.
Namun, kata mereka, hal ini tidak membuat pesawat tempur generasi 4,5 seperti F-16V mampu menyaingi pesawat tempur generasi kelima seperti J-20 dalam pertempuran sebenarnya.
“IRST hanya dapat mengunci target dari jarak yang lebih dekat daripada radar, sedangkan J-20 dapat mendeteksi F-16 dari jarak yang lebih jauh dengan menggunakan radar,” kata Wei Dongxu, pakar militer yang berbasis di Beijing, kepada Global Times.
Menurut Wei, merupakan lamunan bagi F-16 untuk melawan J-20 menggunakan IRST—yang seharusnya hanya menjadi sistem pendukung dalam pertempuran udara atau digunakan untuk serangan maritim dan darat.
Pakar militer China lainnya yang menolak disebutkan namanya mengatakan dalam peperangan modern, satu peralatan saja tidak bisa memenangkan pertempuran.