Aulanews.id- Pengalaman positif yang terkait dengan perjalanan – interaksi sosial, stimulasi mental, aktivitas fisik, dan masakan sehat – dapat menunda proses penuaan, kata para ilmuwan.
Dalam studi Edith Cowan, yang diterbitkan Science Daily awal bulan ini, para ahli ingin mengetahui bagaimana pengalaman perjalanan yang positif membantu mempertahankan “entropi rendah” atau penurunan bertahap tubuh manusia.
“Pariwisata bukan hanya tentang waktu luang dan rekreasi,” kata Fangli Hu, peneliti utama studi tersebut, kepada The Washington Post melalui panggilan Zoom dari Australia. “Pariwisata juga memainkan peran penting dalam kesehatan individu dan kesehatan masyarakat.”
Dalam studi teoritis, bagian dari proyek interdisipliner multitahun yang akan mencakup data empiris, para peneliti mencatat bahwa banyak praktik gaya hidup yang dianut oleh para ahli medis dan kesehatan mental yang melekat pada perjalanan, seperti keterlibatan sosial, menghargai alam, berjalan kaki atau jenis olahraga lainnya, dan makanan bergizi. Membenamkan diri di destinasi baru, menurut laporan studi, dapat memperlambat proses penuaan.
“Lingkungan, terutama pemandangan indah seperti hutan atau pantai, dapat membantu kita mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental serta mendukung aktivitas fisik,” kata Hu. “Bertemu dengan wisatawan lain, penduduk setempat, atau bahkan hewan dapat meningkatkan suasana hati dan fungsi kognitif. Dan bepergian dapat mengarah pada pola makan sehat.”
Meskipun penelitian tersebut tidak secara khusus menyebutkan pola makan tertentu, penelitian selama bertahun-tahun telah menggembar-gemborkan manfaat dari pola makan Mediterania. Sebuah laporan terkini yang diterbitkan dalam JAMA Network Open, misalnya, menyimpulkan bahwa lebih dari 25.000 wanita yang mengikuti pola makan ini menurunkan risiko kematian hingga 23 persen selama periode penelitian 25 tahun. Para ilmuwan telah mempelajari hubungan antara pola makan lokal dan umur panjang yang luar biasa di lima “Zona Biru” di Kosta Rika, California, Jepang, Italia, dan Yunani.
Studi tersebut menyatakan bahwa perjalanan dapat memberi manfaat bagi berbagai macam populasi, tidak hanya bagi yang bugar. Banyak orang dapat menuai manfaat dari perjalanan, yang berpotensi mencegah atau meringankan penyakit dan memperpanjang harapan hidup mereka. Para peneliti membayangkan kategori perjalanan yang baru lahir ini sebagai perluasan dari tren mapan lainnya, seperti wisata kebugaran, wisata kesehatan, dan wisata yoga.