Ini merupakan momen memalukan bagi perusahaan tersebut, yang telah dianggap sebagai pemimpin dalam revolusi kecerdasan buatan dan menerima investasi multibillion-dollar dari Microsoft. Perusahaan itu juga berhasil menarik perusahaan untuk membayar penggunaan versi AI yang lebih canggih.
OpenAI tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai kendala ChatGPT. Namun, hal itu tidak menghentikan spekulasi tentang penyebab masalah. Gary Marcus, seorang profesor di Universitas New York dan pakar kecerdasan buatan, memulai jajak pendapat di X yang menanyakan kepada pengguna apa yang mereka pikir menjadi penyebabnya.
Beberapa berpikir OpenAI diretas, sementara yang lain mengira masalah perangkat keras bisa menjadi penyebab. Sebagian besar responden menebak “bobot yang korup.” Bobot adalah bagian fundamental dari model AI, membantu layanan output prediktif yang diberikan oleh alat seperti ChatGPT kepada pengguna.
Apakah ini akan menjadi masalah jika OpenAI lebih transparan tentang bagaimana modelnya bekerja dan data yang digunakannya untuk pelatihan? Dalam posting Substack, Marcus menyarankan bahwa situasi tersebut menjadi pengingat bahwa kebutuhan akan teknologi yang kurang transparan “penting.”