Aulanews.id – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tampil di TV untuk berbicara tentang perang di Gaza. Pada tanggal 2 September
Setelah kelompok Palestina Hamas memimpin operasi pada tanggal 7 Oktober, yang mengakibatkan 1.139 orang di Israel tewas dan sekitar 250 orang lainnya ditawan, Israel melancarkan perang di Gaza, menewaskan lebih dari 40.000 warga Palestina di sana.
Tekanan internasional dan internal telah meningkat terhadap Netanyahu untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan mengembalikan tawanan Israel dengan imbalan diakhirinya pertempuran dan pembebasan tahanan Palestina.
Namun konferensi pers Netanyahu mengisyaratkan bahwa ia tidak berniat menyetujui gencatan senjata.
Sebaliknya, ia mengajukan rencana untuk masa depan Palestina.
Ketika Netanyahu muncul di televisi, ia berdiri di depan peta raksasa dengan penunjuk yang dipegang erat di tangannya. Peta tersebut memiliki gambar bom kartun di Gaza, diselingi dengan gambar kartun “pria bertopeng”. Dilansir dari aljazeera.com pada hari jum’at (6/9/2024)
Ia hadir di sana untuk memberikan presentasi tentang apa yang ingin ia lakukan di Jalur Gaza yang terkepung, secara pura-pura, tetapi yang mencolok tidak ada di peta adalah Tepi Barat yang diduduki.
Ia ingin agar seluruh wilayah di utara poros yang dipotong tentara Israel melalui Jalur Gaza di bawah Kota Gaza, Koridor Netzarim, tetap hancur.
Tidak akan ada rekonstruksi dan orang-orang tidak akan diizinkan kembali ke rumah mereka.
Dia mengklaim bahwa hal ini dilakukan agar pasukan Israel dapat membongkar infrastruktur terowongan atau “sarang” Hamas di wilayah tersebut.
Jalur tanah paling selatan di Gaza, Koridor Philadelphia, akan tetap berada di bawah kendali militer Israel, sementara koridor ketiga baru akan dibangun antara Rafah dan Khan Younis dan juga akan dikendalikan oleh Israel.
Namun Netanyahu tidak ingin Israel terbebani dalam mengelola urusan lebih dari dua juta warga sipil yang rencananya akan terusir, ia malah mengusulkan agar otoritas sipil setempat yang mengurusi hal-hal tersebut.
Bagaimana dengan Tepi Barat yang diduduki?
Yah, sebagaimana telah kami sebutkan di atas, rencananya tampaknya ingin menghapus Tepi Barat yang diduduki.
Peta yang diketuk Netanyahu untuk penekanan menunjukkan Tepi Barat telah dianeksasi sepenuhnya ke Israel.
Hal ini terjadi saat serangan Israel terhadap kamp-kamp pengungsi dan kota-kota di Tepi Barat yang diduduki mencapai titik tertingginya, sebuah gambaran dari apa yang mungkin menjadi tujuan akhir Netanyahu.