Anugerah Sutasoma untuk 7 Pegiat Sasta Jawa Timur

Kategori komunitas sastra terbaik diraih Kostela (Komunitas Sastra Teater Lamongan). Serta kategori terakhir yaitu buku kritik sastra terbaik berjudul Drama Tradisional Ludruk karya Dr Akhmad Taufiq MPd, dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Salah satu pemenang, S. Yoga berharap  Anugerah Sutasoma tetap digelar tiap tahun untuk menumbuhkembangkan sastrawan muda dan munculnya pengiat sastra di daerah. “Saya berterima kasih juga kepada Teater Puska Fisip Unair, tempat kami dan teman2 menempa diri dalam berkarya baik lewat teater, cerpen puisi dan kebudayaan secara umum, sehingga pada akhirnya saya dapat berdiri disini menerima anugerah Sutasoma,” ungkap Yoga kepada Aula.

Tak hanya memberikan Anugerah Sutasoma, acara ini juga menampilkan berbagai pertunjukan sastra, seperti persembahan untuk Djajus Pete, sastrawan Jawa yang meninggal dunia tanggal 19 Juli 2022 berupa dramatisasi cerpen “Petruk” karya Djajus Pete oleh The Nine TheatreVision dari SMKN 12 Surabaya, pembacaan geguritan karya Djajus Pete oleh Gampang Prawoto, Pamarsudi Sastra Jawi Bojonegoro dan Widodo Basuki,Paguyuban Pengarang Sastra Jawa Surabaya dengan iringan biola Arul.

Ketua panitia Anugerah Sutasoma 2022, Yulitin Sungkowati menjelaskan bahwa teknis dan sifat Anugerah Sutasoma memang berbeda dengan sayembara. Anugerah tersebut memang didesain sebagai penghargaan yang sifatnya apresiatif, bukan kompetitif. “Gelaran Anugerah Sutasoma ini diharapkan semakin menyemarakkan kehidupan sastra, seni, dan budaya di Jawa Timur,”pungkasnya.(Vin)

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist