Indonesia sebentar lagi bakal segera memasuki musim kemarau 2024. BMKG memprediksi puncak musim kemarau tersebut akan terjadi pada Juli 2024.
Namun, sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak kemarau di bulan Agustus.
Sebagai langkah antisipasi memasuki musim kemarau dan kelanjutan dari program pengembangan jaringan air bersih desa, Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga menggelar program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Pertamina memberikan bantuan dalam bentuk bantuan akses air bersih untuk 200 kepala keluarga di Desa Ulakan, Bali.
Dalam program tersebut, Pertamina bersama dengan warga berswadaya memasang pipa air bersih yang nantinya akan memberikan banyak manfaat kepada warga desa terutama ketersediaan air bersih. Terutama untuk keperluan mandi, cuci, kakus (MCK) warga Desa Ulakan Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem, Bali.
Tidak hanya untuk Desa Ulakan, VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan Pertamina secara nasional memiliki 77 program sanitasi dan air bersih untuk membantu masyarakat mendapatkan akses air bersih lebih mudah. Program yang telah dilaksanakan di seluruh Indonesia ini telah memberikan dampak dan manfaat baik secara kesehatan dan perekonomian kepada lebih dari 11.306 Kepala Keluarga.
Program ini sejalan dengan target pemerintah untuk terwujudnya 90% akses sanitasi layak, memiliki 100% akses air minum layak, dan 15% akses air minum aman pada akhir 2024 ini. Di Kabupaten Karangasem sendiri terdapat 34 desa di 7 kecamatan yang terancam kesulitan air bersih terutama pada musim kemarau, oleh karenanya jaringan pipanisasi ini sangat dinanti dengan antusias oleh warga desa terdampak.
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatim Balinus, Ahad Rahedi menjelaskan bahwa dalam menjalankan program air bersih desa selalu dimulai dengan tahapan pemetaan sosial (social mapping) agar bantuannya efektif dan tepat sasaran.
“Melalui program pengembangan jaringan air bersih desa ini, kami akan membantu masyarakat untuk menyediakan sarana penampungan air bersih serta jaringan pipanisanya termasuk untuk distribusinya. Namun, sebelum bantuan ini dijalankan, terlebih dahulu kami melaksanakan social mapping. Social Mapping adalah hal utama yang Pertamina lakukan dalam menentukan wilayah mana yang membutuhkan akses air bersih. Hal ini dilakukan untuk mengetahui beberapa aspek dan kondisi geografis. Diantaranya lingkungan, ekonomi, sosial dan hubungan kemasyarakatan di lokasi. Selanjutnya, akan dipetakan kembali secara teknis untuk kebutuhan fasilitas air bersih sebelum akhirnya bantuan diberikan”, terang Ahad.
Lebih lanjut Ahad menjelaskan bahwa dukungan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat menuju komunitas yang mandiri guna mencapai pengembangan yang berkelanjutan. Dukungan ini juga sebagai bentuk komitmen Pertamina untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan ke-6 yakni menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan bagi semua dan tujuan ke-12 yakni menjamin pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.
Bantuan jaringan pipanisasi ini dipasang secara gotong royong dengan panjang lebih dari 2,7 km dengan total pemasangan adalah 5 km. Bantuan yang disalurkan melalui Kelompok Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (KPSPAMS) Telaga Masari Desa Ulakan ini memberikan manfaat kepada lebih dari 200 Kepala Keluarga untuk mendapatkan akses air bersih.
“Pemasangan pipa air bersih ini menjadi jawaban dari kekeringan yang sudah kami alami selama ini jika kemarau tiba, sekarang kami tidak khawatir lagi karena sudah ada air bersih untuk mencuci, memasak dan juga mandi. Tugas kami sekarang adalah menjaga pipa pipa Pertamina ini agar panjang usianya dan tidak rusak”, ujar I Ketut Sumendra, Perbekel Ulakan.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting, mengatakan selain program air bersih di Bali, di tahun 2024 Pertamina Patra Niaga akan melaksanakan program air bersih sejumlah wilayah lainnya seperti Sumatera Bagian Selatan, Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Tengah, Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan.
“Hal tersebut merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan guna membantu kesejahteraan dan kesehatan masyarakat,” tambah Irto.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.