Film dokumenter ini juga menyajikan kisah Ani Ema, seorang mantan pekerja migran yang kini menjadi aktivis dan juga sudah memproduksi satu film panjang. Di film Pilihan, dia mengungkap kisah inspiratif di balik pembentukan ruangmigran.id atau RUMI, sebuah komunitas daring yang didedikasikan untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pekerja migran. Perjalanan Ani Ema dari seorang pekerja migran hingga menjadi seorang advokat memberikan wawasan mendalam tentang perjuangan dan tantangan yang dihadapi oleh jutaan orang di seluruh dunia. Sebagai seorang kreatif dan pembuat film, Ani Ema menekankan pentingnya kolaborasi dalam mendorong perubahan sosial. Dengan bermitra bersama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan organisasi-organisasi masyarakat seperti Aisyiah, RUMI berusaha memanfaatkan keahlian dan keterlibatan masyarakat untuk mengatasi akar masalah eksploitasi. Misi inti RUMI adalah memberdayakan pekerja migran untuk mengarungi lanskap digital dengan bijaksana, mengakui prevalensi penipuan dan disinformasi. Dengan menyediakan platform untuk pendidikan dan advokasi, RUMI bertujuan melindungi pekerja migran dari eksploitasi dan membentuk komunitas ketahanan dan pemberdayaan. ”RUMI dapat menjadi ruang alternatif yang membantu pemerintah dalam mendidik dan memberdayakan pekerja Migran,’jelas Noor Huda. Ia menyadari bahwa masih banyak ruang-ruang kosong dalam pemberdayaan pekerja migran yang dapat diisi oleh komunitas dan NGO.
Hal ini sejalan dangan tugas dan kewajiban KBRI Singapura dalam melayani dan melindungi warga negara Indonesia di Singapura, sehingga Satrya dan Tantri menyambut baik dan mendukung penuh pemutaran film Pilihan ini sebagai sarana edukasi untuk pekerja migran Indonesia. Film ini akan didistribusikan ke kantong-kantong pekerja migran Indonesia di Singapura dan negara lainnya bekerja sama dengan BP2MI dan kementrian terkait. (*)