Ketua Umum GUSDURian Peduli, A’ak Abdullah Al-Kudus menegaskan bahwa saat ini pihaknya memutuskan untuk menghentikan pembangunan Huntara di angka 44 unit saja dari total 100 unit yang direncanakan. Hal ini karena pada dasarnya Huntara itu dibuat agar penyintas segera memiliki tempat tinggal sementara yang layak selama proses transisi menunggu pemerintah membuatkan hunian tetap yang biasanya sampai setahun lebih. Tapi untuk kasus di Lumajang saat ini Hunian Tetap sudah dibangun. Namun sayangnya pemerintah Lumajang belum memperbolehkan huntara yang sudah selesai dibangun ditempati oleh penyintas. “Jadi kami menyimpulkan bahwa membangun huntara di Semeru sudah tidak relevan lagi” kata Gus A’ak.
Lebih lanjut GUSDURian Peduli akan menggunakan sisa sumberdaya yang dimiliki untuk membantu warga memulihkan penghidupan mereka. Bukan hanya warga penyintas tapi juga warga yang terdampak oleh pembangunan areal relokasi. “ke depan, kami memilih untuk membantu pemulihan ekonomi warga” imbuh Gus A’ak.
Acara peresmian yang berlangsung sederhana dan penuh gelak tawa ini dilanjutkan dengan meninjau huntara-huntara yang sudah selesai dibangun oleh GUSDURian Peduli dan Klinik Lapangan yang dikelola bersama KUN Humanity System di sekitar areal relokasi. Sebelum meninggalkan lokasi Huntara Alissa Wahid masih menyempatkan berfoto bersama dengan para relawan dan warga tak terkecuali dengan anak-anak kecil di tempat tersebut. ( Ard )