Alasan Banyak Ditemukan Penemuan Bangkai Kapal

Aulanews.id – Beberapa penemuan adalah kapal yang terkenal dan telah memikat orang selama berabad-abad, seperti Endurance, kapal Ernest Shackleton yang tenggelam di Antartika pada tahun 1915. Beberapa adalah kapal kerja biasa yang tenggelam di kedalaman, seperti Ironton, tongkang yang membawa 1.000 ton gandum ketika tenggelam di Danau Huron pada tahun 1894.

Dilansir dari Nytimes.com, tidak peduli tempatnya dalam sejarah, lebih banyak reruntuhan kapal ditemukan saat ini daripada sebelumnya, menurut mereka yang bekerja di dunia eksplorasi laut dalam.

“Lebih banyak yang ditemukan, dan saya juga pikir lebih banyak orang yang memperhatikan,” kata James P. Delgado, seorang arkeolog bawah air yang berbasis di Washington, D.C. Dia menambahkan: “Kita berada dalam fase transisi di mana periode eksplorasi laut dalam dan samudra pada umumnya benar-benar dimulai.”

 

Jadi apa yang menjadi penyebab peningkatan ini?

Para ahli menunjuk pada sejumlah faktor. Mereka mengatakan bahwa teknologi telah membuatnya lebih mudah dan lebih murah untuk memindai dasar laut, membuka peluang penelusuran bagi amatir dan profesional. Lebih banyak orang melakukan survei di laut untuk riset dan usaha komersial. Pemburu reruntuhan kapal juga mencari reruntuhan untuk nilai sejarahnya, bukan untuk harta karun yang tenggelam. Dan perubahan iklim telah meningkatkan intensitas badai dan erosi pantai, mengekspos reruntuhan kapal di perairan dangkal.

 

Robot bawah air dan teknologi pencitraan baru membantu.

Para ahli sepakat bahwa teknologi baru telah merevolusi eksplorasi laut dalam. Robot yang dapat bergerak bebas, yang dikenal sebagai kendaraan bawah air otonom, jauh lebih umum daripada 20 tahun yang lalu, dan dapat memindai area luas dasar laut tanpa harus terhubung ke kapal penelitian, menurut J. Carl Hartsfield, direktur dan manajer program senior dari Laboratorium Sistem Oseanografi di Institut Oceanographic Woods Hole di Massachusetts.

Kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh dapat melakukan perjalanan 25 mil di bawah lembaran es di daerah kutub, katanya. Dan citra satelit dapat mendeteksi reruntuhan kapal dari gumpalan sedimen yang bergerak di sekitarnya yang terlihat dari luar angkasa.

“Teknologi tersebut lebih mampu dan lebih portabel serta dibangun dengan anggaran ilmuwan,” kata Mr. Hartsfield, menambahkan: “Anda dapat mengambil sampel area laut yang lebih besar dengan dolar yang sama.”

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist