Aulanews.id, Banjir bandang yang melanda kota pelabuhan Derna di libya menyebabkan lebih dari 5.000 orang meninggal dunia. Beberapa kawasan pemukiman terseret aliran air yang besar seperti tsunami.
BBC Verify dan Tim Jurnalisme Visual BBC telah menganalisis beberapa alasan banjir menyebabkan kerusakan dahsyat di Derna.
1. Curah hujan mencapai rekor
Banjir bandang dibawa oleh Badai Daniel yang melanda Libia pada Minggu (10/09).
Badai tersebut – sejenis badai Mediterania yang dikenal sebagai medicane – membawa curah hujan melebihi 400 mm ke beberapa bagian pantai timur laut dalam jangka waktu 24 jam.
Kondisi itu terbilang luar biasa untuk wilayah yang biasanya mengalami curah hujan sekitar 1,5 mm sepanjang bulan September.
Badan Meteorologi Nasional Libia mengatakan curah hujan pada Minggu (10/09) adalah rekor baru.
Data satelit menunjukkan tingkat curah hujan di seluruh wilayah tersebut – meskipun di banyak tempat jumlah yang tercatat lebih tinggi.
Masih terlalu dini untuk mengaitkan antara keparahan badai ini dengan kenaikan suhu global.
Namun, perubahan iklim diperkirakan meningkatkan frekuensi badai atau medicane.
Prof Liz Stephens, pakar risiko dan ketahanan iklim di Universitas Reading di Inggris, mengatakan para ilmuwan yakin bahwa perubahan iklim meningkatkan curah hujan yang terkait dengan badai tersebut.
2. Dua bendungan kewalahan
Sungai Wadi Derna mengalir dari pegunungan di pedalaman Libia, melalui Kota Derna, kemudian ke Laut Mediterania.
Sungai tersebut kering hampir sepanjang tahun, namun hujan yang luar biasa deras membanjiri dua bendungan penting dan menghancurkan beberapa jembatan.
Penduduk kota, yang telah diperintahkan oleh pemerintah setempat untuk bertahan di rumah mereka, melaporkan bunyi ledakan keras sebelum kota itu terendam air.
“Bendungan-bendungan tersebut pada awalnya menahan air, namun gagal sehingga melepaskan seluruh air sekaligus.
“Puing-puing yang terperangkap dalam air banjir akan menambah daya rusaknya,” kata Prof Stephens.
Bendungan bagian atas mempunyai kapasitas penyimpanan 1,5 juta meter kubik air, sedangkan bendungan bagian bawah mampu menampung 22,5 juta meter kubik.
Setiap meter kubik air memiliki berat sekitar satu ton (1.000 kg), sehingga 1,5 juta meter kubik air akan berbobot 1,5 juta ton.
Gabungkan beban tersebut dengan gravitasi saat air menuruni bukit, maka dorongan air sangat besar. Para saksi mata mengatakan, ketinggian air di beberapa tempat mencapai hampir tiga meter.