Aulanews.id – Tim Sekolah Kedokteran Yale melaporkan dalam studi baru bahwa model kecerdasan buatan (AI) mampu mendiagnosis orang yang hidup dengan sindrom Marfan secara akurat dari foto wajah sederhana.
Sindrom Marfan adalah kelainan genetik yang memengaruhi sekitar 1 dari 3.000 orang dan memengaruhi jaringan ikat tubuh. “Pasien yang mengidap sindrom Marfan biasanya sangat tinggi dan kurus,” kata John Elefteriades, MD, profesor bedah di Yale School of Medicine dan penulis utama studi tersebut. “Mereka memiliki wajah yang panjang dan rentan terhadap masalah tulang belakang dan sendi. Namun, banyak yang tidak terdiagnosis.”
Sindrom Marfan meningkatkan risiko diseksi aorta, yaitu kondisi di mana aorta terbelah secara tiba-tiba setelah membesar. sindrom marfan ini sering kali berakibat fatal, dan jika pasien berhasil bertahan hidup, operasi darurat diperlukan. “Kemampuan mengidentifikasi individu dari foto dengan AI akan meningkatkan diagnosis dan memungkinkan terapi perlindungan.” dilansir dari medicalexpress.com pada Selasa (13/8/2024).
Dalam studi percontohan yang baru-baru ini diterbitkan di Heliyon , para peneliti mengumpulkan 672 foto wajah orang-orang dengan dan tanpa sindrom Marfan. Jaringan Neural Konvolusional dilatih pada 80% foto, kemudian diminta untuk mengidentifikasi 20% lainnya sebagai wajah Marfan atau non-Marfan. Model tersebut berhasil membedakan antara wajah Marfan dan non-Marfan dengan akurasi 98,5%.
Para peneliti mengatakan mereka berencana untuk menyediakan alat tersebut secara daring di masa mendatang. “Kami berencana untuk memperluas pekerjaan ini melampaui proyek percontohan awal ini,” kata Elefteriades. “Kami mengantisipasi bahwa banyak orang akan melakukan uji coba mandiri setelah kami menyediakan uji coba secara daring.”