“Ayahnya menyatakan bahwa dia memiliki senjata berburu di rumah, tetapi pelaku tidak memiliki akses tanpa pengawasan terhadap senjata tersebut. Pelaku membantah telah membuat ancaman secara daring. Jackson County memberi tahu sekolah-sekolah setempat agar terus memantau pelaku,” kata FBI, seraya menambahkan bahwa tidak ada alasan yang cukup untuk melakukan penangkapan.
Penembakan itu menghidupkan kembali perdebatan nasional tentang pengendalian senjata api dan curahan kesedihan yang menyusulnya di negara yang sudah cukup sering terjadi ledakan seperti itu.
Warga di Winder, kota berpenduduk 18.000 jiwa sekitar 50 mil (80 km) timur laut Atlanta, berkumpul di sebuah taman untuk doa bersama pada Rabu malam.
Ada yang bersandar satu sama lain atau menundukkan kepala untuk berdoa, sementara yang lain menyalakan lilin untuk menghormati orang yang meninggal.
“Kita semua terluka. Karena ketika sesuatu memengaruhi salah satu dari kita, itu memengaruhi kita semua,” kata Power Evans, seorang anggota dewan kota yang menyampaikan pidato pada pertemuan itu. “Saya tahu bahwa di sini malam ini, kita semua akan bersatu. Kita akan saling mencintai. Kita semua adalah keluarga. Kita semua adalah tetangga.”
BIDEN MENYERUKAN PERATURAN UNDANG-UNDANG KEAMANAN SENJATA
Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Presiden Joe Biden telah diberi pengarahan tentang penembakan tersebut dan pemerintahannya akan terus berkoordinasi dengan pejabat federal, negara dan lokal saat kami menerima informasi lebih lanjut.
“Jill dan saya berduka atas kematian mereka yang hidupnya berakhir karena kekerasan senjata yang tidak masuk akal dan memikirkan semua korban yang hidupnya berubah selamanya,” kata Biden dalam sebuah pernyataan, menyerukan Partai Republik untuk bekerja sama dengan Partai Demokrat untuk meloloskan undang-undang keselamatan senjata yang masuk akal.