Aulanenws. ID — Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun menewaskan dua teman sekelasnya dan dua Guru serta melukai sembilan lainnya, dalam penembakan di sekolah menengah atas di Georgia pada hari Rabu, menggemparkan Amerika Serikat dengan penembakan massal pertama di kampus sejak awal tahun ajaran.
Tersangka, yang telah diwawancarai oleh penegak hukum tahun lalu atas ancaman daring tentang melakukan penembakan di sekolah, ditahan tak lama setelah penembakan di Sekolah Menengah Apalachee di Winder, Georgia, kata penyelidik. Dilansir dari Reuters ( 05, 09,2024)
Dia diidentifikasi sebagai Colt Gray, 14 tahun, dan akan didakwa dan diadili sebagai orang dewasa, kata Chris Hosey, direktur Biro Investigasi Georgia, dalam konferensi pers.
Sheriff Barrow County Jud Smith mengatakan pria bersenjata itu, yang dipersenjatai dengan “senjata platform AR,” atau senapan semi otomatis, dengan cepat dihadang oleh deputi yang ditugaskan di sekolah tersebut dan tersangka segera tiarap dan menyerah.
Setelah ditangkap, tersangka berbicara dengan penyidik, yang meyakini dia bertindak sendirian, tetapi mereka menolak mengatakan apakah mereka tahu apa yang memotivasinya.
Para pejabat mengidentifikasi mereka yang tewas sebagai dua siswa berusia 14 tahun, Mason Schermerhorn dan Christian Angulo, serta dua guru, Richard Aspinwall, 39, dan Christina Irimie, 53. Smith menuturkan kepada wartawan bahwa kesembilan orang yang dirawat di rumah sakit tersebut diperkirakan akan pulih. Kejahatan ini murni dia lakukan sendiri , seperti apa yang terjadi hari ini,” kata Smith.
Biro Investigasi Federal kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan bahwa mereka telah menyelidiki ancaman daring untuk melakukan penembakan di sekolah pada tahun 2023 dan penegak hukum setempat mewawancarai seorang remaja berusia 13 tahun dan ayahnya di Jackson County. Pernyataan tersebut tidak menyebutkan identitas remaja tersebut, tetapi pejabat Georgia mengatakan pernyataan tersebut terkait dengan remaja yang ditahan.
“Ayahnya menyatakan bahwa dia memiliki senjata berburu di rumah, tetapi pelaku tidak memiliki akses tanpa pengawasan terhadap senjata tersebut. Pelaku membantah telah membuat ancaman secara daring. Jackson County memberi tahu sekolah-sekolah setempat agar terus memantau pelaku,” kata FBI, seraya menambahkan bahwa tidak ada alasan yang cukup untuk melakukan penangkapan.
Penembakan itu menghidupkan kembali perdebatan nasional tentang pengendalian senjata api dan curahan kesedihan yang menyusulnya di negara yang sudah cukup sering terjadi ledakan seperti itu.