Ia menambahkan, pemenuhan kebutuhan karbohidrat nantinya disesuaikan dengan kebijakan kepala dapur di setiap wilayah. “Yang penting, program ini akan mengurangi ketergantungan pada nasi dan memanfaatkan potensi lokal,” ungkap Kepala Bappenas.
Ia juga menyebut beberapa daerah mengganti susu dengan telur ayam, tergantung pada potensi masing-masing wilayah. Ia menekankan pentingnya ketercukupan gizi serta pemberdayaan potensi lokal sesuai arahan Presiden, agar program ini dapat memenuhi kebutuhan siswa, pemasok, dan masyarakat yang terlibat.
Pada kesempatan itu, ia mengapresiasi SPPG Gagaksipat yang mampu melayani hingga 12.000 porsi per hari, dengan menu bergizi yang memenuhi standar kebutuhan karbohidrat, protein, dan mineral.
“Komposisi makanannya sudah bagus, dan dapurnya juga efisien. Di sini ada dua dapur yang masing-masing melayani 6.000 porsi,” ujar Kepala Bappenas.
(ndt/hn/nm)