“Saya merasakan mendapatkan ilmu dan saudara yang luar biasa selama mengikuti program kaderisasi yang murah meriah ini. Di Palu, program kaderisasi begini biayanya 10 kali lipat dari Surabaya. Manalagi, pematerinya luar biasa,” kata Ketua PCNU Kota Palu, Abd. Mun’im dalam testimoni yang disampaikan di Surabaya, Selasa.
Dalam acara yang dipusatkan di Pondok Tahfidhul Quran Sunan Giri di Jl. Wonosari Tegal IV No.37-39 Wonokusumo itu, program kaderisasi PD-PKPNU itu diikuti 60 peserta dari beberapa wilayah di Indonesia, seperti Palu (Sulawesi Tengah), Kubu Raya (Kalimantan Barat), Jember, Gresik, Madura (Jawa Timur), dan tentunya dari tuan rumah, Surabaya.
Wakil Rais Syuriyah PCNU Kota Surabaya, KH. Abdul Bari, dalam acara itu menjelaskan PKPNU merupakan program penting yang harus diikuti oleh kader dan pengurus NU di semua tingkatan. “Semua kader NU harus ikut PKPNU agar bisa memahami dan bagaimana ber-NU. Ini penting. Salah seorang muassis (pendiri) NU, KH Wahab Chasbullah, menyatakan NU merupakan salah satu pendiri NKRI sehingga menjadi pemilik saham Republik.
Bahkan, data survei terbaru tahun 2023, dari seluruh Umat Islam di Indonesia, tercatat 66 persennya adalah warga NU. “Ini catatan penting yang harus kita perhatian bahwa kita sudah sebesar ini sehingga kaderisasi menjadi penting, apalagi nahdliyyin sekarang juga sudah mulai berubah menjadi masyarakat urban/perkotaan, kelas menengah/terdidik, dan berada dalam era digital,” tegasnya.
Sementara itu, Katib Syuriah PCNU Kota Surabaya KH Saiful Chalim menegaskan bahwa program kaderisasi adalah amanat organisasi dan sudah menjadi mandatory yang wajib dalam belajar NU sebagai jam’iyah, NU sebagai Diniyah Islamiyah, dan NU sebagai Ijtima’iyah.
“Karena itu, pesan saya kepada peserta PD-PKPNU, belajarlah sungguh-sungguh selama program kaderisasi,” tandasnya dalam program kaderisasi yang menghadirkan dua instruktur kaliber nasional yaitu KH Hadi Purnomo (Gus Ipong) serta Ustadz Moh Subhan itu.
Dalam acara itu, peserta dari kalangan Muslimat Ampel, Surabaya, Nuri Humaidah, terlihat bersemangat dengan penuh aura optimisme. “Untuk NU, saya selalu bersemangat mas. InsyaAllah berkah itu saja harapan saya,” ujarnya.
Ada pula yang merupakan representasi wajah NU di abad kedua, Muchammad Afif Muchtar. Anak muda berusia 24 tahun itu merupakan generasi muda NU yang baru saja menyelesaikan studi S-1 di Al-Azhar, Kairo (Mesir) jurusan Tafsir Quran.