Aulanews.id – Memberikan arahan kepada para duta besar Hakim Graciela Gatti Santana, Presiden Mekanisme Residu Internasional untuk Pengadilan Kriminal (IMRCT), menyoroti pencapaian-pencapaian penting, tantangan-tantangan yang sedang berlangsung dan komitmennya untuk menyelesaikan mandat mekanisme tersebut.
“Kami memberikan keadilan sejalan dengan kewajiban hukum kami, melakukannya secara efisien dan dengan pola pikir penyelesaian,katanya.
Mekanisme ini dibentuk pada tahun 2010 untuk menyelesaikan urusan yang belum selesai dari Pengadilan Kriminal Internasional untuk bekas Yugoslavia (ICTY) dan Pengadilan Kriminal Internasional untuk Rwanda (ICTR).
Mandatnya mencakup melakukan persidangan, menangani banding, mengelola arsip, dan mendukung yurisdiksi nasional dengan bukti dan keahlian. Badan ini juga mengawasi penegakan hukuman, melacak dan mengadili buronan lainnya, dan juga memastikan perlindungan saksi dan korban.
Hakim Graciela Gatti Santana, Presiden Mekanisme Residu Internasional untuk Pengadilan Kriminal, memberikan pengarahan kepada Dewan Keamanan.
Menjunjung tinggi siklus keadilanHakim Gatti Santana menyoroti keberhasilan IMRCT baru-baru ini, termasuk peninjauan kembali putusan akhir dalam kasus Gérard Ntakirutimana.
Bapak Ntakirutimana awalnya dinyatakan bersalah oleh Sidang Pengadilan I ICTR pada bulan Februari 2003, atas perannya dalam Genosida terhadap Tutsi di Rwanda tahun 1994 dan dijatuhi hukuman 25 tahun penjara. Peninjauan tersebut diperintahkan setelah Pak Ntakirutimana mengaku menemukan informasi baru bahwa seorang saksi telah mencabut bukti.
Kamar Banding melakukan peninjauan cepat dan menguatkan hukuman setelah mempertimbangkan semua bukti.
“Proses ini adalah kunci siklus keadilan dan memastikan tidak terjadi kesalahan keadilan. Hal ini juga menunjukkan dedikasi lembaga tersebut untuk memastikan bahwa setiap proses di pengadilan diselesaikan dengan cepat dan hemat biaya,” kata Hakim Gatti Santana.
Hakim Gatti Santana lebih lanjut menggarisbawahi bahwa sisa fungsi Mekanisme lainnya, termasuk mengawasi penegakan hukuman dan membantu yurisdiksi nasional terus memerlukan waktu, perhatian, dan sumber daya.
Mekanisme ini tetap berada pada posisi terbaik untuk melaksanakannya dalam waktu dekat, mengingat pengetahuan kelembagaannya dan kebutuhan untuk mengidentifikasi solusi yang layak dan adil untuk pengalihan atau penyelesaian, katanya.
Panggilan untuk kerja samaNamun, ia menggarisbawahi perlunya kerja sama yang lebih besar dari negara-negara untuk mengatasi tantangan-tantangan kritis yang belum terselesaikan, termasuk kasus enam orang yang dibebaskan atau dibebaskan di Niger, yang masih berada dalam keadaan terlantar.