Aulanews.id – Misi ke-13 dan mungkin yang terakhir di bawah Operasi Cedar Roots di Brazil membawa 150 penumpang, termasuk orang lanjut usia dan anak-anak, kembali ke tempat yang aman. Bagi banyak orang, rasa lega saat mencapai tanah Brasil diimbangi oleh kehancuran yang mereka tinggalkan.
“Saya sangat senang, sangat bersyukur atas operasi repatriasi yang mengirimkan pesawat untuk kami,” kata Mona Houssami, warga Brasil yang tinggal di Lebanon selama 15 tahun.
Namun, kegembiraannya dibayangi oleh kesedihan saat menyaksikan kehancuran rumah angkatnya.
“Sangat sulit melihat negara kita dihancurkan tanpa alasan.”
Mona Houssami (kedua dari kanan), yang tinggal di Lebanon selama 15 tahun, berkumpul kembali dengan keluarganya
Nomor repatriasi bersejarah Brasil adalah rumah bagi komunitas Lebanon terbesar di dunia, dengan sekitar delapan juta warga negara dan keturunan. Jumlah ini lebih besar dibandingkan jumlah penduduk Lebanon sendiri yang berjumlah sekitar 5,5 juta jiwa.
Penerbangan tersebut menandai misi repatriasi ke-13 dan mungkin yang terakhir di bawah program pemerintah Brasil, yang dimulai pada tanggal 5 Oktober dan telah membawa pulang 2.663 orang dan 34 hewan peliharaan dari Lebanon.
Operasi tersebut dilakukan di tengah gencatan senjata yang baru diterapkan di Lebanon, yang mendorong pihak berwenang Brasil untuk menilai permintaan dan kondisi keamanan untuk kemungkinan penerbangan ke-14. Kementerian Luar Negeri menyatakan bahwa Kedutaan Besar Brasil di Beirut tetap berhubungan dengan warga negara dan keluarganya untuk memberikan dukungan dalam mengamankan penerbangan.
Inisiatif ini dipuji sebagai contoh terobosan kebijakan publik yang terkoordinasi.
“Ini adalah angka repatriasi bersejarah yang kita saksikan hari ini pada resepsi terakhir ini,” kata Maria Beatriz Nogueira, kepala badan pengungsi PBB, UNHCR, yang berkantor di São Paulo, sambil berjanji mendukung program bantuan kemanusiaan tersebut.
Jaringan dan kemitraan yang mendukungBerbagai pemangku kepentingan telah terlibat dalam operasi ini, termasuk badan-badan PBB, kementerian Brasil, dan organisasi masyarakat sipil.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melakukan wawancara untuk menilai kebutuhan perlindungan, membantu dokumentasi, dan memberikan dukungan logistik. UNHCR berkontribusi dalam layanan penerjemahan dan memfasilitasi reunifikasi keluarga.
Thaís Senra, koordinator proyek di IOM, menekankan peran berkelanjutan lembaga tersebut dalam memastikan kelancaran integrasi bagi pengungsi yang kembali.