Aulanews.id – Nahdlatul Ulama (NU) kini telah menjadi organisasi terbesar dan terdepan. Namun, Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar mengingatkan bahwa NU saat ini yang membutuhkan muraqabah atau kewaspadaan, karena ada tanda-tanda menipisnya pemahaman tentang NU.
Hal tersebut disampaikannya saat mengisi taujihad pada acara Mujahadah Pejuang Nahdlatul Ulama di Gedung Hofdbestuur Nahdlatul Oelama (HBNO), Jalan Bubutan, Kota Surabaya, Sabtu (09/11/2024). “Hal ini bisa jadi karena Nahdliyin sudah merasa mapan, sudah merasa kalau NU terbesar dan terdepan,” kata Kiai Miftach.
Menurutnya, NU adalah organisasi yang penuh dengan dakwah. Dakwah yang merangkul tidak memukul, dakwah yang menyayangi tidak menyaingi, dakwah yang membina tidak menghina.
Maka di dalam NU penuh dengan akhlak, dakwah NU tidak memusuhi kelompok lain atau agama lain. “Justru kita rangkul, ini adalah tugas kita. Ini adalah cara dakwah NU yang menerapkan dakwah walisongo. Dimana telah berhasil mengislamkan seluruh Nusantara yang awalnya belum memeluk Islam,” jelasnya.
Oleh karena itu, Kiai Miftach meminta pada momen mujahadah ini agar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jatim, khususnya PCNU Surabaya beserta badan otonom (Banom) dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) hingga Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) untuk tegak lurus dengan kepemimpinan di atasnya. “Karena banyak pihak lain yang menginginkan NU bagaimana agar retak, memudar, dan bertengkar dengan pengurus. Banyak gerakan NU yang mengambil anggota NU di daerah yang dakwahnya penuh dengan kebencian,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya ini.
Kiai Miftach menyebut, penyakit umat dahulu menular ke umat Nabi Muhammad SAW. Penyakit itu adalah saling dengki, mengadakan permusuhan dan amarah. Agama Islam datang sebagai agama yang asing tidak dikenal orang dan banyak orang yang tidak mau mengenalnya. Namun, karena kegigihan, tetulusan, dan perjuangan yang tidak pernah lelah berhenti, selalu waspada, akhrinya Islam mencapai zaman keemasannya. “Yang mengerikan menurut Nabi Muhammad adalah Islam akan kembali asing. Asing ajarannya, asing amaliyah dan masyarakatnya mudah tertarik tata cara orang lain dalam bermasyarakat,” tandasnya.(Vin)