Aulanews.id – Canberra, Kemendikdasmen — Sekolah Islam Canberra (Islamic School of Canberra) siap bekerja sama dengan Sekolah Nizamia Andalusia Jakarta. Kerja sama dapat meliputi pertukaran guru, pertukaran siswa, maupun professional development bagi guru dan staf masing-masing sekolah. Hal tersebut diungkapkan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Mukhamad Najib, saat mempertemukan kedua pimpinan sekolah di Sekolah Islam Canberra pada Rabu (6/11). Islamic School of Canberra merupakan sekolah independen di Australia yang beroperasi dengan sistem dan kurikulum Australia, namun menambahkannya dengan pelajaran keislaman. Sekolah ini memiliki murid dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai kelas 12. Sementara Nizamia Andalusia juga memiliki kesamaan, yaitu sekolah yang beroperasi dalam sistem sekolah umum di Jakarta, namun memberikan bobot yang lebih banyak terhadap pelajaran agama. Sebagaimana Sekolah Islam Canberra, Nizamia Andalusia juga memiliki murid dari tingkat Taman Kanak-Kanak sampai kelas 12. Melihat potensi yang besar dari kedua sekolah, serta berbagai kecocokan yang ada, Atdikbud KBRI Canberra kemudian memfasilitasi pertemuan inisiasi kerja sama antara Sekolah Islam Canberra dan Nizamia Andalusia. Hadir dalam pertemuan tersebut Zahra Fajardini, selaku Direktur Pendidikan Sekolah Nizamia Andalusia bersama Penasehat Yayasan Nizamia Andalusia, Muhamad Nasir. Sementara dari Islamic School of Canberra hadir Mahmoud Eid, selaku kepala sekolah. Menurut Najib, Kantor Atdikbud RI di Canberra selalu mendukung terjalinnya kerja sama antara sekolah di Indonesia dan Australia. Bagi dia, kerja sama pendidikan antar Indonesia-Australia akan berdampak jangka panjang bagi hubungan kedua negara. Oleh karena itu dirinya mengaku sangat mendorong adanya kerja sama di antara kedua sekolah Islam di Canberra dan Jakarta. Atdikbud Najib berpendapat, jika kerja sama keduanya dapat turut memajukan pendidikan di tanah air. Selain itu, kerja sama juga dapat meningkatkan daya saing kedua sekolah, baik ditingkat nasional maupun global. “Banyak hal positif yang bisa diperoleh jika Sekolah Islam Canberra dan Nizamia Andalusia bisa bekerja sama, baik bagi siswa, guru, maupun bagi dunia pendidikan yang lebih luas di tanah air. Kerja sama memungkinkan kedua sekolah saling belajar untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya, pembelajaran, maupun lulusan. Tentu kita berharap lulusannya menjadi lebih berdaya saing nantinya,” jelas Najib. Kepala Sekolah Islam Canberra, Mahmoud Eid, menyatakan siap untuk bekerja sama dengan Nizamia Andalusia. Mahmoud mengatakan, jika sekolahnya bisa mengirim guru ke Indonesia untuk mengajar siswa-siswa di Nizamia, berbagi praktik baik dengan guru-guru dan sekaligus belajar mengenai sistem pendidikan di Indonesia. Sebaliknya, sekolahnya juga siap menerima guru dari Nizamia untuk mengajar dan belajar mengenai sistem pendidikan di Australia. Sementara itu, Direktur Pendidikan Sekolah Nizamia Andalusia, Zahra Fajardini, mengungkapkan minatnya dalam meningkatkan kapasitas profesional guru-guru Nizamia Andalusia dengan mengirim mereka untuk magang di Sekolah Islam Canberra. Dirinya juga menyatakan ketertarikan untuk melakukan pertukaran siswa, sehingga para siswa bisa memiliki wawasan dan pengalaman yang lebih luas lagi. Zahra yakin, pertukaran guru dan siswa antara Sekolah Islam Canberra dan Nizamia Andalusia akan memberi manfaat yang besar bagi kedua belah pihak. “Sangat bagus kalau guru-guru Nizamia Andalusia bisa kita kirim kesini untuk belajar mengenai sistem pendidikan di Australia, model pembelajaran yang diterapkan serta standar mutu pendidikan di Australia. Hal ini bisa membantu Nizamia untuk terus meningkatkan kualitas sekolah yang tidak kalah dengan sekolah-sekolah internasional,” tutup Zahra. (Mukhamad Najib, Aline/Editor: Rayhan, Denty)