Pendukung Hizbullah Berduka Atas Hassan Nasrallah

Aulanews. ID -– Pada Jumat malam, Mariam berada di apartemennya bersama putri remaja dan ibunya ketika gedungnya mulai bergemuruh dan bergetar. Jeritan yang menyakitkan dan dengungan pesawat tempur Israel segera menyusul.

Israel baru saja melancarkan serangan udara besar yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, serta sejumlah warga sipil yang tidak diketahui di Dahiyeh, pinggiran selatan ibu kota Lebanon, Beirut. Dilansir dari Aljazeera ( 29, 09, 2024 )

Tak lama setelah serangan itu, Israel meminta ribuan warga sipil untuk mengungsi dari Dahiyeh, mengklaim bahwa mereka tinggal di dekat pusat operasi Hizbullah.

Mariam dengan cepat mengemasi beberapa kantong pakaian dan melarikan diri ke pusat kota Beirut, dimana dia sekarang tidur di tangga sebuah masjid dengan ratusan orang lain yang mengungsi dari komunitasnya.

Tetapi sementara Israel telah mengubah hidupnya, dia mengatakan bahwa tidak ada yang dibandingkan dengan penderitaan kehilangan Nasrallah.

“Ketika saya pertama kali mendengar berita itu, saya pikir itu bohong. Saya pikir, itu tidak mungkin benar” katanya kepada Al Jazeera, menahan air matanya. “Nasrallah adalah saudara kami dan kami selalu merasa aman bersamanya. Sekarang, kami tidak tahu apa yang akan menjadi nasib kami.”

Seorang saudara laki-laki, seorang ayah

Nasrallah menjadi pemimpin Hizbullah setelah Israel membunuh pendahulunya, Abbas al-Musawi, pada tahun 1992. Al-Musawi, istri dan putranya yang berusia lima tahun tewas oleh serangan udara di rumah mereka.

Begitu Nasrallah mengambil alih, ia dengan cepat mulai memperluas Hizbullah dari gerakan pemberontak menjadi salah satu kelompok bersenjata paling kuat di dunia serta benteng yang tangguh melawan agresi Israel.

Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah membebaskan Lebanon selatan dari pendudukan Israel selama 18 tahun, memberinya status pahlawan di seluruh wilayah.

Karisma dan kelihaiannya membuatnya menjadi salah satu pemimpin yang paling dihormati dan ditakuti di Timur Tengah.

Dia kemudian menjadi tokoh polarisasi di Lebanon dan wilayah itu setelah Hizbullah campur tangan dalam perang saudara Suriah untuk menyelamatkan Presiden Bashar al-Assad dari pemberontakan pro-demokrasi yang dengan cepat berubah menjadi konflik bersenjata setelah pasukan al-Assad mengarahkan senjata mereka ke pengunjuk rasa yang menyebabkan kematian ratusan ribu.

Sepanjang perang, pemerintah Suriah dan Hizbullah melakukan kekejaman, menurut laporan berita dan kelompok hak asasi manusia.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist