Aulanews.id – Para teknisi dari SimpleLab telah melakukan pengujian terhadap ratusan sampel air yang berasal dari botol, keran rumah tangga, dan air keran yang diolah di wilayah Teluk San Francisco. Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal PLOS Water. dilansir dari phys (09/09/2024)
Selama ini, banyak orang di Amerika menganggap atau mengonsumai air keran di rumah mereka aman untuk diminum. Namun, keyakinan ini mulai dipertanyakan terutama setelah kasus temuan timbal dalam air minum di Flint, Michigan, yang membahayakan anak-anak.
Dari kekhawatiran ini, banyak konsumen beralih dari air keran ke air saringan atau air minum kemasan. Untuk mengetahui perbedaannya, tim dari SimpleLab menguji air minum dari tiga sumber utama di wilayah Teluk San Francisco: air dalam kemasan, air keran, dan air keran rumah tangga yang telah disaring dengan filter Brita.
Mereka menganalisis 100 sampel air kemasan, 603 sampel air keran, dan 111 sampel air keran yang disaring. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua sampel air memenuhi standar kesehatan federal untuk air minum.
Namun, tim juga menemukan bahwa kadar bahan kimia dalam air yang disaring dan air kemasan hampir sama, sementara air langsung dari keran memiliki kadar yang lebih tinggi. Bahan kimia yang paling sering ditemukan adalah trihalometana, yang terbentuk ketika klorin digunakan untuk mendisinfeksi air. Trihalometana ini telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti kerusakan hati, keterlambatan perkembangan, dan peningkatan risiko beberapa jenis kanker.
Meski demikian, para peneliti menekankan bahwa temuan ini tidak dimaksudkan untuk membuat konsumen panik. Mengonsumsi trihalometana dalam jumlah kecil atau bahan kimia lain yang ditemukan kemungkinan besar tidak akan menimbulkan bahaya serius. peneliti ini juga menyarankan bahwa menggunakan filter untuk air keran bisa memberikan manfaat, selain membuat air terasa lebih enak.
