Pecahan Tembikar Ungkap Kehidupan dan Jaringan Perdagangan Orang-Orang yang Diperbudak di Kepulauan Cayman

Aulanews.id – Kandidat Ph.D. Elysia Petras dan arkeolog Dr. Brandi MacDonald baru-baru ini menemukan 15 pecahan tembikar Afro-Karibia di Jackson Wall Manor di Kepulauan Cayman. Melalui analisis mereka, mereka menemukan bahwa tembikar tersebut tidak diproduksi secara lokal tetapi berasal dari Jamaika, yang menunjukkan bahwa budak lokal kemungkinan besar berpartisipasi dalam perdagangan antarpulau antara Kepulauan Cayman dan Jamaika.

Barang pecah belah Afro-Karibia adalah jenis tembikar buatan Karibia yang diproduksi oleh pengrajin tembikar keturunan Afrika yang diperbudak dan bebas. Biasanya terbuat dari tanah liat lokal, barang ini diproduksi untuk keperluan rumah tangga dan dijual di pasaran.

Penemuan ini dilakukan saat menggali properti bersejarah, Jackson Wall Manor. Sekarang, properti ini dimiliki oleh National Trust for the Cayman Islands di Distrik Newlands, Grand Cayman. Awalnya dibangun pada tahun 1828, kini hanya tersisa reruntuhan tangga. Karya ini dipublikasikan di International Journal of Historical Archaeology .

Baca Juga:  Dies Natalis ke-24, Unisla Siap Menjadi Kampus Kelas Dunia

Manajer Program Sejarah saat ini untuk Cayman National Trust, Stuart Wilson, merasa rumah besar itu berpotensi untuk penyelidikan arkeologi terhadap kehidupan orang-orang yang diperbudak di Kepulauan Cayman dan dengan demikian mendukung penggalian arkeologi.

Sejarah Kepulauan Cayman pada umumnya berfokus pada perannya dalam industri pelayaran, khususnya perannya dalam penangkapan penyu dan penyelamatan bangkai kapal. Namun, perannya dalam ekonomi kapas dan kayu, yang di dalamnya para budak memainkan peran besar, cenderung diabaikan.

Oleh Yusuf Amrozi Aulanews.id – Nglumpokne Balung Pisah….! Begitulah kira-kira tujuan dari suatu reuni. Sebuah kata yang menggambarkan ekspresi untuk menumpahkan rasa kangen karena lama ndak berjumpa. Iya, reuni lazim...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist