Virus flu burung H5N1 ditemukan pada beberapa spesies burung di Antartika

Aulanews.id- Sebuah tim ahli virologi dari Badan Kesehatan Hewan dan Tanaman Inggris, bekerja sama dengan rekan-rekan dari Survei Antartika Inggris, Laboratorium Patologi dan Pangan, Air & Lingkungan KEMH, dan Departemen Pertanian, keduanya di Kepulauan Falkland, telah menemukan bahwa penyebaran global virus influenza burung H5N1 telah menyebar ke banyak spesies burung di Antartika.

Dalam makalah mereka yang diterbitkan di Nature Communications, kelompok tersebut menjelaskan bagaimana mereka menguji banyak burung untuk virus tersebut di wilayah tersebut selama tahun 2022–23. Virus flu burung H5N1 , seperti namanya, terutama menginfeksi burung, meskipun ditemukan juga menginfeksi beberapa mamalia, termasuk manusia. Virus ini pertama kali ditemukan pada tahun 1959 dan kemudian ditemukan lagi pada tahun 1997. Wabah awal dihentikan dengan pemusnahan massal hewan di daerah yang terinfeksi.

Baru-baru ini, infeksi telah menyebar luas, menginfeksi burung, baik liar maupun peliharaan, di seluruh dunia. Miliaran burung telah terbunuh, sejauh ini, dan tidak ada indikasi bahwa pandemi ini akan melambat. Dalam upaya baru ini, para peneliti telah menemukan bahwa virus tersebut bahkan telah menyebar ke burung-burung yang hidup di Antartika—satu tempat di planet ini yang secara umum aman dari wabah semacam itu.

Para peneliti melakukan perjalanan ke beberapa lokasi di sub-Antartika dan Antartika dan menguji burung-burung yang tinggal di sana, dan menemukan burung-burung yang terinfeksi di semua tempat yang mereka kunjungi. Mereka juga mencatat bahwa virus tersebut menginfeksi banyak spesies, mulai dari burung laut Antartika, burung shag Georgia Selatan, hingga burung skua cokelat. Mereka juga menemukan bahwa virus tersebut telah menginfeksi beberapa mamalia laut, seperti anjing laut gajah selatan.

Dalam melakukan analisis genetik terhadap virus yang mereka temukan, tim peneliti dapat menentukan bahwa virus telah menyebar ke sub-Antartika (kemungkinan melalui burung yang bermigrasi ) dari Amerika Selatan, dan dari sana ke Antartika. Tim juga menguji dua penguin, satu penguin raja dan satu penguin rockhopper selatan, dan tidak menemukan bukti infeksi.

Tim peneliti menyimpulkan dengan mencatat bahwa belum diketahui seperti apa dampak virus tersebut terhadap populasi burung di Antartika, tetapi pekerjaan mereka menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut di wilayah tersebut.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist