Aulanews.id – Sebuah studi baru yang dilakukan di Reichman University bekerja sama dengan Aarhus University, Denmark, mengungkap bahwa stereotip negatif tentang individu yang menghadapi kesulitan ekonomi tidak sepenuhnya benar. Penelitian ini dipimpin oleh Prof. Guy Hochman dari Sekolah Psikologi Baruch Ivcher di Reichman University, yang juga kepala program magister dalam ekonomi perilaku. Studi ini mengeksplorasi bagaimana kelangkaan finansial mempengaruhi pencarian informasi dan pengambilan keputusan etis. dilansir dari pyhs (04/08/2024)
Penelitian ini diterbitkan dalam Jurnal Pengambilan Keputusan Perilaku dan berfokus pada asumsi umum bahwa orang yang hidup dalam kemiskinan cenderung kurang bermoral karena harus fokus pada kelangsungan hidup, yang mungkin membuat mereka melakukan tindakan tidak etis untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki apakah benar kekurangan finansial mempengaruhi cara seseorang memproses informasi dan membuat keputusan moral.
Menggunakan teknologi pelacakan mata canggih, para peneliti menganalisis perilaku peserta selama percobaan di mana mereka diberi kesempatan untuk berbuat curang demi keuntungan finansial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun peserta dengan kesulitan keuangan lebih fokus pada informasi yang dapat memudahkan mereka untuk berbuat curang, mereka justru lebih jarang melakukannya dibandingkan peserta yang lebih kaya.
Temuan ini menunjukkan bahwa meskipun ada godaan ekonomi dan kecenderungan untuk memperhatikan informasi yang menggoda, individu yang menghadapi kesulitan ekonomi cenderung tetap menjunjung tinggi standar moral mereka. Lebih jauh lagi, hasil ini menantang stereotip negatif yang mengaitkan perilaku tidak bermoral dengan orang-orang yang kurang beruntung secara ekonomi, mengindikasikan bahwa mereka yang mengalami kesulitan justru lebih mungkin berperilaku etis.